Hari Tarwiyah, yang jatuh pada tanggal 8 Zulhijjah, merupakan salah satu hari istimewa dalam Islam. Keistimewaan hari ini terkait erat dengan ibadah haji dan dianggap sebagai momen penting dalam rangkaian ibadah tersebut. Secara etimologis, kata "Tarwiyah" berasal dari bahasa Arab yang berarti "berpikir" atau "merenung". Hal ini merujuk pada tradisi di mana jamaah haji di masa lalu mempersiapkan diri dan merenungkan perjalanan spiritual mereka menuju Arafah.
Hari Tarwiyah juga termasuk dalam sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, yang secara khusus disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW sebagai hari-hari yang penuh keberkahan dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari-hari di mana amal salih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah)." (HR. Bukhari).
Dalam konteks ibadah haji, Hari Tarwiyah adalah hari di mana jamaah haji melakukan persiapan untuk melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah. Pada hari ini, jamaah haji bergerak dari Mekkah menuju Mina dan menginap di sana. Di Mina, mereka melakukan shalat lima waktu secara qasar, yaitu mengurangi jumlah rakaat untuk shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat.
Selain persiapan fisik, jamaah haji juga diharapkan mempersiapkan diri secara spiritual. Hari ini adalah waktu yang tepat untuk merenung, berdoa, dan memohon ampun kepada Allah SWT. Jamaah haji memperbanyak dzikir dan doa agar diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan rangkaian ibadah haji yang mencapai puncaknya di Arafah.
Hari Tarwiyah juga diwarnai dengan suasana persaudaraan dan kebersamaan yang kental. Jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul, berbagi pengalaman, dan saling menguatkan dalam semangat kebersamaan sebagai umat Islam. Secara keseluruhan, Hari Tarwiyah bukan hanya memiliki makna historis dan ritual dalam ibadah haji, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Hari ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya persiapan, baik fisik maupun spiritual, dalam menjalani ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sejarah dan Makna Hari TarwiyahÂ
Hari Tarwiyah, yang jatuh pada tanggal 8 Zulhijjah, adalah salah satu hari istimewa dalam Islam. Nama "Tarwiyah" berasal dari kata "rawiya," yang memiliki dua makna dalam bahasa Arab:
- Minum hingga merasa puas: Makna ini merujuk pada tindakan memuaskan dahaga dengan meminum air hingga kenyang. Dalam konteks sejarah, jamaah haji pada masa lalu akan mempersiapkan air untuk perjalanan mereka, memastikan bahwa mereka memiliki cukup bekal air untuk menempuh perjalanan dari Mekkah ke Mina dan seterusnya.
- Menyediakan atau mengalirkan air: Arti ini mengacu pada tindakan mengalirkan atau menyediakan air, yang juga berhubungan dengan persiapan logistik jamaah haji dalam memastikan ketersediaan air yang cukup selama rangkaian ibadah haji.
Penamaan Hari Tarwiyah juga dikaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim AS mengenai mimpinya tentang penyembelihan putranya, Ismail AS. Menurut riwayat, pagi hari setelah bermimpi, Nabi Ibrahim AS merenung dan memastikan kebenaran mimpinya sebagai perintah dari Allah SWT. Karena itu, ia menyebut hari itu sebagai "Tarwiyah," yang berarti memuaskan dengan kepastian, karena dia memuaskan dirinya dengan memastikan bahwa mimpinya benar-benar perintah dari Allah.
Penjelasan ini berasal dari perkataan Ibnu Qudamah yang dicatat dalam kitab Al-Mughni, di mana beliau menjelaskan asal usul penamaan hari ini dan kaitannya dengan kisah Nabi Ibrahim AS. Dalam konteks tersebut, Hari Tarwiyah menjadi simbol persiapan, baik secara fisik maupun spiritual, sebelum melaksanakan puncak ibadah haji di Arafah.
Keistimewaan Hari TarwiyahÂ
Hari Tarwiyah, yang jatuh pada tanggal 8 Zulhijjah, memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya sangat istimewa dalam Islam. Berikut penjelasan lengkap mengenai keistimewaan tersebut: