Melody menerima gelas es teh dengan senyum. "Terima kasih, Adrian. Kamu selalu tahu bagaimana membuat hariku lebih baik."
Adrian menggeleng sambil tersenyum. "Kita saling melengkapi, Melody. Kamu membuat hari-hariku lebih cerah juga."
Mereka duduk bersama dalam keheningan yang nyaman, menikmati minuman mereka sambil menatap bunga-bunga yang berwarna-warni di sekitar mereka.
"Sudahkah kamu membaca buku yang kuberikan padamu?" tanya Adrian, memecah keheningan.
Melody mengangguk. "Ya, aku sudah membacanya, dan aku sangat menyukainya. Terima kasih banyak, Adrian. Aku bahkan tidak tahu bahwa novel ini ada."
Adrian tersenyum puas. "Saya senang kamu menyukainya. Novel-nya memang bagus, tapi aku pikir cerita kita sendiri tidak kalah menariknya, bukan?"
Melody memandang Adrian dengan senyuman lembut. "Tentu saja, cerita kita sendiri adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya alami."
Mereka terdiam sejenak, saling memandang satu sama lain dengan mata penuh arti. Di antara cahaya matahari yang lembut dan bunga-bunga yang mekar, terasa hadir getaran yang tak terungkapkan di udara, menandakan bahwa pertemanan mereka mungkin berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar itu.
Di Kampus Universitas Bunga Mawar, di antara kelopak-kelopak mawar yang indah, terjalinlah ikatan pertemanan yang kuat, dan mungkin, hanya mungkin, cinta pertama yang tak terlupakan akan bersemi di antara mereka.
Bab 3: Jalinan yang Semakin Dekat
Minggu-minggu berlalu, dan pertemanan antara Melody dan Adrian semakin berkembang di Kampus Universitas Bunga Mawar. Mereka menjadi tak terpisahkan, selalu bersama dalam setiap petualangan dan percakapan, menikmati keindahan kampus dan saling menginspirasi satu sama lain.