Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Real Count Manipulasi: di Balik Layar Kecurangan Pemilu 2024

22 Februari 2024   22:06 Diperbarui: 22 Februari 2024   22:17 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinopsis 

Di tengah euforia pesta demokrasi 2024, ketegangan menyelimuti publik saat real count menunjukkan hasil yang janggal. Suara kandidat favorit rakyat, Andini, perlahan tergerus oleh angka-angka tak terduga. Kecurigaan bermunculan, mungkinkah terjadi manipulasi data di balik layar? Raka, seorang jurnalis muda idealis, tergerak untuk menguak misteri di balik real count yang janggal. Bersama timnya, dia menelusuri jejak digital, mewawancarai saksi mata, dan membongkar jaringan kecurangan yang terstruktur. Di tengah pertarungan sengit melawan kekuatan politik dan manipulator data, Raka dihadapkan pada dilema: keselamatannya terancam, keluarganya diintimidasi, dan cintanya diuji. Akankah dia menyerah atau terus berjuang demi kebenaran?

Bab 1: Real Count yang Janggal

Layar lebar di kantor redaksi Kompas Pleret menampilkan angka-angka yang terus bergerak dinamis. Raka, jurnalis muda idealis yang baru dua tahun bekerja, tak henti menyegarkan halaman web KPU. Pemilu serentak 2024 baru saja usai, dan hitung cepat tengah berlangsung.

"Raka, gimana data real count-nya?" suara Maya, redaktur senior, memecah keheningan.

Raka menghela napas. "Aneh, Mbak Maya. Suara Andini terus menurun. Padahal selama ini dia selalu unggul di semua lembaga survei."

Maya mengerutkan kening. "Memang janggal. Jangan-jangan ada yang main curang?"

Raka terdiam, pikirannya dipenuhi bayang-bayang Pemilu 2019, di mana isu kecurangan sempat mencuat. "Mungkin terlalu dini untuk berspekulasi, Mbak. Tapi kita perlu investigasi lebih lanjut."

Tak lama kemudian, ponsel Raka berdering. Nama yang tertera di layar membuat jantungnya berdetak lebih cepat - Anton, sumber informasinya yang selama ini dikenal akurat.

"Mas Raka, ada sesuatu yang harus kamu lihat," suara Anton di ujung telepon terdengar tergesa-gesa. "Datanglah ketemuan di warung kopi biasa, 30 menit lagi."

Raka bergegas memberitahu Maya tentang panggilan tersebut. "Mbak, kayaknya ada informasi penting. Izin ke luar sebentar ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun