Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rupiah Raja: Intrik Politik Uang dalam Perang Pemilu 2024

28 Januari 2024   17:01 Diperbarui: 28 Januari 2024   17:11 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka semua saling menatap, merasakan bahwa langkah-langkah ini akan menentukan arah perang politik yang sedang mereka hadapi. Dalam bab ini, konflik internal dan taktik yang dipilih untuk menggunakan politik uang menjadi semakin kompleks, menciptakan ketegangan yang merayapi setiap keputusan.

Bab 3: Bayang-Bayang Rupiah Terbuka

Pekan berlalu, kampanye semakin memanas di seluruh negeri. Di markas besar lawan, mereka juga tidak tinggal diam. Di kantor berbingkai kaca, Angga Prasetyo, politisi muda yang tajam, memimpin rapat strategi.

"Saudara-saudara, kita perlu bersiap-siap menghadapi serangan politik dari PRI. Mereka memiliki sumber daya finansial yang besar," ujar Angga dengan serius.

Sekretaris partai, Dina, mengangkat tangan. "Tapi, apakah kita akan melakukan hal yang sama? Mungkin kita bisa mencari donatur yang setara untuk menyamakan kekuatan."

Angga tersenyum tipis. "Kita harus tetap berpegang pada prinsip. Politik uang merusak demokrasi. Mari fokus pada kebijakan dan kepentingan rakyat."

Di sisi lain kota, Daniel dan timnya melihat berita di televisi yang menyoroti bantuan keuangan yang mereka berikan kepada masyarakat. Priya tersenyum puas, "Ini akan membuat kita tampak sebagai pahlawan rakyat."

Maya memandang Priya dengan ekspresi ragu. "Tapi, apakah ini benar-benar baik untuk negara?"

Daniel menjawab, "Kita hanya memanfaatkan sistem yang ada. Jangan lupa, kita sedang berperang, dan dalam perang, terkadang kita perlu mengorbankan sedikit prinsip untuk mencapai kemenangan."

Sementara itu, di ruang redaksi sebuah media investigasi, seorang jurnalis, Rini, mulai menggali informasi tentang aliran dana kampanye. "Ada sesuatu yang tidak beres di balik bantuan ini. Kita perlu menyelidiki lebih dalam."

Bab ini menyoroti ketegangan yang semakin memuncak di antara kedua kubu, dengan konflik moral yang semakin memanas. Sementara kampanye berlangsung di mata publik, di balik layar, misteri politik uang semakin terkuak, membuka babak baru dalam pertempuran untuk memenangkan pemilu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun