Chapter 1: Pertemuan di Hotel Tua
Sari tiba di hotel tua itu dengan langkah-langkah ringan, hatinya penuh dengan rasa penasaran. Bangunan yang bersejarah itu berselimut mistis, dan cahaya temaram dari lentera yang menggantung menciptakan suasana yang tak terlupakan.
Lobi hotel dipenuhi dengan kesunyian, hanya dipecahkan oleh langkah kakinya yang melodi. Pandangannya tertuju pada seorang pemuda yang duduk sendirian di pojok ruangan. Pria itu tampak begitu misterius dengan mata yang menyimpan banyak rahasia.
Sari mendekati Arya dengan langkah berhati-hati. "Selamat malam," sapa Sari sambil tersenyum lembut. Arya menoleh ke arahnya, dan mata mereka bertemu. Ada kehangatan yang tak terduga dalam pandangan Arya yang misterius itu. "Selamat malam," jawabnya dengan suara rendah.
Mereka duduk bersama di dekat perapian, dan obrolan mereka terjalin tanpa rasa canggung. Sari mencoba mencairkan keheningan dengan pertanyaan-pertanyaan ringan. Arya, meski jarang bicara, memberikan jawaban yang singkat namun penuh makna.
Pertemuan mereka di hotel tua itu terasa seperti takdir yang membawa mereka bersama. Sari terpesona oleh keanggunan Arya, sedangkan Arya merasakan keceriaan dan kehangatan yang mungkin telah lama hilang dalam hidupnya.
Malam itu berlalu begitu cepat, namun mereka merasa seolah waktu berhenti ketika mereka berdua bersama. Setiap kata yang diucapkan, setiap senyuman yang dilemparkan, semuanya menggambarkan awal dari kisah romantis yang tak terduga di hotel tua yang misterius itu.
Chapter 2: Momen Romantis di Bawah Bulan Purnama
Hari-hari berlalu, Sari dan Arya semakin terlibat satu sama lain. Hotel tua itu menjadi saksi dari setiap percakapan dan tawa, serta setiap detik yang mereka lewati bersama.
Suatu malam, bulan purnama menghiasi langit dengan cahayanya yang lembut. Arya mengajak Sari berjalan-jalan di taman hotel yang dipenuhi dengan bunga-bunga indah. Mereka berhenti di bawah pepohonan yang rindang, membiarkan sinar bulan menyinari mereka.Â