"Kenapa kamu begitu misterius, Arya?" Tanya Sari sambil tersenyum.
Arya terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ada banyak cerita di masa lalu yang belum terungkap. Namun, denganmu di sini, semuanya terasa lebih ringan."
Sari bisa merasakan bahwa di balik kebisuan Arya, ada kelembutan dan kehangatan yang membuatnya semakin penasaran. Mereka duduk di sebuah bangku batu, saling berbagi cerita dan rahasia.
Pada malam itu, mereka memutuskan untuk menjadikan bulan purnama sebagai saksi dari momen istimewa. Mereka kembali ke ruang tengah hotel yang sepi, di mana cahaya bulan masuk melalui jendela-jendela besar.
Sari berdiri di tengah ruangan, dan Arya mengajaknya untuk menari. Mereka melangkah dengan lembut, sesuai dengan irama hati mereka yang saling terikat. Musik yang tak terdengar membuat mereka melupakan segala sesuatu di sekitar, hanya fokus pada satu sama lain.
"Kau membuatku merasa hidup kembali," ucap Arya, dan Sari tersenyum sambil melihat mata Arya yang penuh arti.
Ketika lagu mereda, Arya menuntun Sari ke sebuah balkon di lantai atas. Mereka berdua berdiri di sana, menatap bulan purnama yang bersinar begitu terang di langit malam.
Arya menarik Sari lebih dekat, dan mereka merasakan denyut jantung satu sama lain. "Aku tidak tahu apa yang terjadi di masa depan, tetapi aku tahu bahwa aku ingin menghabiskan setiap detik denganmu," ucap Arya.
Sari mengangguk, "Aku juga merasakannya, Arya."
Akhirnya, bulan purnama menyaksikan ciuman pertama mereka, sebuah ciuman yang penuh makna dan mengikat janji untuk menjalani momen-momen berharga bersama.
Malam itu, hotel tua dipenuhi dengan energi romantis yang tak terlupakan, menciptakan kisah cinta yang akan diabadikan oleh waktu.