Harga tiket penerbangan saat ini berada pada level batas atas yang berlaku pada semua maskapai penerbangan Indonesia. Kondisi ini dinilai masyarakat tidak wajar, karena perayaan tahun baru telah usai. Sehingga ketika maskapai penerbangan masih menempatkan atau mempertahankan harga tiket di level batas atas, maka harus ada penjelasan yang dapat diterima oleh pasar.Â
Kementerian perhubungan terkesan "membela" para maskapai penerbangan yang mempertahankan harga tiket batas atas, bahkan meminta masyarakat memakluminya. Tentu saja masyarakat bisa maklum jika kondisi ini juga berlaku di maskapai lain di luar negeri, namun kenyataaanya tidak.Â
Maskapai Malaysia telah menempatkan harga tiket pesawat di batas bawah (meskipun mereka tidak mengenal batas bawah dan batas atas). Oleh karena itu perbuatan maskapai penerbangan ini jelas-jelas menempatkan "permintaan pasar" untuk mengeruk keuntungan sebanyak mungkin.Â
Pantas jika ada kecurigaan, jangan-jangan telah ada kesepakatan "price fixing"untuk harga tiket, lebih jauh lagi, ada potensi "kartelisasi" antar sejumlah maskapai penerbangan di Indonesia untuk menempatkan harga tiket pada level batas atas.
 Price fixing pernah terjadi di Indonesia, ketika Honda dan Yamaha membuat kesepakatan untuk menetapkan harga penjualan produk mereka. Padahal mereka adalah pelaku usaha yang saling berkompetisi.Â
Namun karena mereka tahu, masyarakat menyukai produk Honda dan Yamaha, maka merekapun akhirnya menetapkan harga jual yang hampir sama, dan tentu saja tidak ada kompetisi yang sehat, tetapi permufakatan jahat dalam menentukan harga, sehingga masyarakat dirugikan. Karena persengkolan ini, KPPU menetapkan Yamaha dan Honda bersalah dalam melakukan kartel (bersekongkol) dalam menetapkan harga.
Oleh karena itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, dan atau penegak hukum melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk menemukan sejumlah sebab (faktor) yang menimbulkan kenaikan harga serentak di sejumlah maskapai penerbangan, sehingga masalah ini terang benderang dan masyarakat tidak dirugikan atas yang fakta tingginya harga tiket yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H