Salah satu keputusan besar yang ia ambil adalah mulai membuka kelas mengaji bagi anak-anak di desanya. Warung kecil tempat ibunya mengajar kini tak hanya menjadi tempat jualan, tetapi juga pusat pembelajaran. Anak-anak datang bukan hanya untuk membeli barang, tetapi juga untuk belajar.
Setiap hari selepas Isya, Firda mengajari mereka mengaji, dengan cara yang sama seperti yang diajarkan oleh ibunya dahulu. Terkadang, Firda juga menceritakan kisah hidup ibunya yang penuh ketulusan, agar mereka bisa belajar dari contoh nyata.
Pada suatu malam yang sepi, Firda duduk di halaman rumahnya, menatap langit yang penuh bintang. Ia teringat pada ibunya yang dulu selalu berbicara tentang bagaimana Allah selalu menjaga hamba-Nya yang berserah diri. "Ibu," bisiknya, "aku sudah belajar, bahwa setiap langkah yang aku ambil, adalah untuk meneruskan apa yang telah ibu ajarkan. Dan aku akan terus mengajarkannya, dengan cara yang sederhana."
Cahaya di balik kesederhanaan itu kini bersinar terang, memberi inspirasi bagi banyak orang yang tidak hanya mendengarkan, tetapi juga merasakannya dalam hati mereka. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H