Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berkunjung ke Rumah Abu Han, dari Cerita Kejayaan sampai Bakar Uang

21 Januari 2023   23:43 Diperbarui: 22 Januari 2023   23:41 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cowok itu ternyata Hubert Putra Han, anak kedua Robert Han. Anak pertama, Richard Han yang biasanya ikut sembayang, namun saat itu tidak bisa hadir.

Dia lalu mengajak lalu masuk ke ruang tunggu. Di sana sudah ada Robert dan istrinya, Mega Tanuwijaya.

Rumah Abu Han itu dibagi dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, ruang tunggu yang dihiasi langgam arsitektur Melayu pada sisi kanan dan kirinya. Kedua, ruang utama untuk sembanyang dengan langgam arsitektur Melayu. Ketiga, tiang penyangga bangunan yang didatangkan dari Inggris.

"Maaf, tadi lama menunggu ya. Ya, begini suasana Imlek," ucap Robert setelah menyalami kami.

Robert, Mega dan Hubert lalu menyajikan kue-kue yang diletakkan di atas piring. Ada apem, kue bolu, donat, dan nagasari. Juga minuman air mineral dan teh kemasan.

Kami berlima terlibat diskusi panjang dan mengasyikkan. Dari cerita sejarah keluarga Han berikut perjalanan hidup Robert dan keluarganya.

"Saya belum kenal. Saya ini generasi kesembilan. Kalau Han Ay Lie generasi ke-14, ya nanti kan bisa dilacak dari mana. Dia sekarang umur berapa? Makanya perlu ketemu," kata Robert menanggapi pertanyaan saya.

Robert juga menceritakan bagaimana dia mempertahankan Rumah Abu Han. Di mana, pada masa Orde Baru, banyak sekali rumah-rumah tua yang tidak terurus dan kemudian berpindah tangan.

Modusnya, ada pihak yang mengiklankan ke media yang oplahnya sedikit. Setelah tidak ada tanggapan, pihak itu mendaftarkan ke semacam balai lelang. Jika mulus proses persidangannya, rumah itu dieksekusi dan kemudian berganti kepemilikan.   

Suatu hari, Robert pernah diberi tahu temannya. Kalau rumah keluarganya di Jalan Karet 72 (kini dikenal Rumah Abu Han) didaftarkan di balai lelang.

Robert yang paham soal hukum lalu mendatangi balai lelang. Dia bawa sertifikat dan bukti-bukti pendukung lainnya. Pejabat balai lelang akhirnya membatalkan pengajuan karena menemukan bukti-bukti yang sah yang dibawa Robert.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun