Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Herrie Setyawan, Eks Punggawa Timnas, Kini Melatih HWFC

25 Agustus 2021   21:28 Diperbarui: 26 Agustus 2021   11:42 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Herrie Setyawan. foto: joko kristi/hwfc

Pilihan itu akhirnya jatuh ke Mochamad Herrie Setyawan. Setelah dua bulan Hizbul Wathan Football Club (HWFC) tanpa head coach. Menyusul tidak diberhentikannya Yusuf Ekodono. Saat training center (TC) masih berlangsung di Malang.  

Herrie dipercaya menakhodai klub berjuluk Laskar Matahari itu. Klub milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Yang berlaga di kompetisi kasta kedua di Indonesia.   

Herrie bukan orang baru di dunia sepak bola. Dia sudah malang melintang melatih klub di berbagai kasta. Dari Persib Bandung, PSM Makassar, dan Sepak Bola Galuh Ciamis (PSGC).

Yang menarik, Herrie dan Yusuf teman seangkatan di timnas. Yang pernah membawa Indonesia meraih medali emas di SEA Games Manila 1991. Herrie menempati posisi bek kanan. Sedang Yusuf sebagai second striker. Medali emas itu merupakan yang terakhir diperoleh Indonesia. Hingga sekarang rekornya belum pecah.

Proses merekrut Herrie lumayan panjang. Manajemen HWFC harus memeras otak. Memintal beberapa kandidat yang cocok dipilih sebagai pelatih. Mereka yang mengerti dan mampu membentuk karakter pemain. Mampu menciptakan tim yang kompetitif.

Maklum, persaingan Kompetisi Liga 2 memang ketat dan sengit. Sekadar tahu saja, di Liga 2 bertebaran klub-klub dengan manajemen baru. Menariknya, di balik kepemilikan klub, ada sejumlah nama selebritis.

Di Rans Cilegon FC, ada nama Raffi Achmad. Selebritis tajir yang sukses menacapkan cakar dan membangun imperium bisnis digital. Pengakuan Raffi, dari Youtube di mampu mengumpulan pundi-pundi pendapatan cukup besar. Dari adsense, dia mampu meraup Rp 5 miliar sebulan. Belum termasuk beberapa project endorse yang bisa menembus angka Rp 11 miliar lebih. 

Nama Rans Cilegon FC melesat di tangan Raffi. Yang mutakhir, ketika banyak tim melakukan uji coba dengan dengan tim lokal, Rans Cilegon FC bertolak ke Turki. Bisa dibilang, Rans Cilegon FC satu-satu tim Liga 2 yang melakukan pertandingan uji coba ke luar negeri.

Di Liga 2 juga ada sosok Atta Halilintar. Youtuber papan atas di Asia Tenggara. Atta yang mengakuisi klub Putra Safin Group (PSG). Bermarkas di Pati, Jawa Tengah. Klub itu awalnya bernama Putra Sinar Giri (PSG), bermarkas di Gresik. Kemudian diakuisisi Wakil Bupati Pati Saiful Arifin, kemudian memboyongnya ke Pati.

Hanya dua bulan, PSG berganti pemilik. Ini setelah Atta Halilitar mengakuisisinya. Atta melakukan branding besar-besar. Mengangkat nama tim tersebut setinggi langit. Dari pembuatan logo baru dengan desain lebih modern. Juga pengenalan pemain yang dipoles layaknya klub-klub Eropa.


***

Herrie Seyawan (berdiri, dua dari kanan) saat memperkuat tim SEA Games Philipina 1991. foto:bolasport.com   
Herrie Seyawan (berdiri, dua dari kanan) saat memperkuat tim SEA Games Philipina 1991. foto:bolasport.com   

Herrie Setyawan karib disapa "Jose". Ada cerita tersendiri di balik sebutan dia. Bambang Nurdiansyah (kini melatih Rans Cilegon FC) jadi "biang keladinya". 

"Mas Bambang yang kasih nama itu. Katanya saya ini mirip tokoh George, musuh James Bond. Badannya tinggi besar," tutur Herrie, lalu tersenyum.

Dari sebutan "George" akhirnya menjadi  "Jose". Hingga teman-temannya pun gampang terbiasa memanggil pria kelahiran Makassar, 8 Maret 1969 itu dengan sebutan  Herrie "Jose" Setyawan.

Herrie mencintai sepak bola sejak usia dini. Sejak SD, dia sudah sering ikut pertandingan sepak bola. Kecintaannya dengan sepak bola makin terasah manakala dia duduk di bangku SMA.

Masa itu, Heri memilih SMA Muhammadiyah Cirebon. Karena di SMA Muhammadiyah dia bisa leluasa menempuh studi sekaligus menyalurkan bakatnya bermain sepak bola.

Ketrampilan Herrie bermain sepak bola makin moncer.  Ketika itu, dia sering sering ikut pertandingan tarkam. "Ya, dapat duit. Lumayan. Buat nambah uang jajan," ungkapnya.

Herrie menuturkan, semasa SMA orang tuanya tak bisa memberi uang saku lebih. Bahkan untuk ongkos naik angkot saja sering kekurangan. Herrie sering pulang jalan dari sekolah ke rumah.  

"Kalau berangkat sekolah saya bawa kaus dan celana pendek untuk ganti. Itu saya pakai kalau pulang sekolah. Saya lari dari sekolah sampai ke rumah. Jaraknya lumayan jauh," aku Herrie.

Selama karirnya sebagai pemain, Herrie pernah memperkuat klub-klub ternama. Umur 18 tahun, Herrie masuk klub Bandung Raya yang berkiprah di Kompetisi Galatama tahun 1987.

Setelah bakatnya mulai terlihat, Herrie dikontrak klub elite Pelita Jaya (1988-1996) di Kompetisi Galatama. Selama bermain, Herrie awalnya menempati posisi stopper. Namun oleh pelatih Benny Dollo, dia digeser ke posisi bek kanan. Posisi itu semula ditempat Iwan Setiawan (kini melatih Persela Lamongan).

Herrie Setyawan yang pertama kali menginjakkan kaki di Lapangan Brigif Para Raider 18/Trisula. foto: joko kristi/hwfc 
Herrie Setyawan yang pertama kali menginjakkan kaki di Lapangan Brigif Para Raider 18/Trisula. foto: joko kristi/hwfc 

Delapan musim memperkuat Pelita Jaya, Herrie kemudian hijrah ke Persib Bandung. Di klub berjuluk Maung Bandung itu, Herrie bermain selama enam musim (1996-2002). Saat itu, Persib yang berlaga di Kompetisi Liga Indonesia dilatih Risnandar Soendoro.

Setelah dari Persib, Herrie mulai bermain di PKT Bontang (2003), lalu beberapa klub di Divisi 1 seperti Persijap Jepara (2004), Mojokerto Putra (2005), Persma Manado (2006) dan PSA Asahan (2007).

Sejak 1994-1998, sudah menjadi langganan menghuni skuad utama Timnas Indonesia yang mengikuti berbagai event kejuaraan. Mulai Piala Kemerdekaan, SEA Games di Singapura, Philipina dan Malaysia, Pra Piala Dunia Qatar, Pra Piala Asia di Singapura serta Coca Cola Cup di Jepang. Dan puncak prestasi Herrie di timnas, ikut mengantarkan Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 Manila.

Herrie mulai pensiun sebagai pemain pada tahun 2008. Di usian 38 tahun Setelah itu, dia mulai ikut kursus pelatih C Nasional. Pada tahun 2011 naik ikut kursus lisensi C AFC.

Karir melatih Herrie diawali dari PSIT Cirebon. Saat itu dia melatih merangkap merangkap sebagai pemain. Kemudian kembali ke Bandung dan masuk SSB UNI jadi pelatih anak-anak usia 7-9 tahun.

Herrie kembali lagi ke Cirebon, menangani tim untuk Piala Suratin, pegang Divisi III Cirebon, dan kembali lagi ke UNI. Dia lantas dipercaya memegang UNI Senior untuk Liga Nusantara sampai mewakili Jawa Barat di tingkat nasional dan jadi juara nasional.

Ketika mengantongi lisensi C AFC, diajak bergabung oleh Djajang Nurjaman menjadi asisten pelatih Pelita Jaya U-21, tahun 2011-2013. Pada tahun 2013, Herrie ikut kursus Lisensi B AFC  dan dinyatakan lulus.

Selesai dari Pelita Jaya, Herrie diajak Djajang Nurjaman menjadi asisten pelatih Persib Bandung pada Kompetisi Liga Super Indonesia 2014. Dia ikut andil membawa Persib juara pada Liga Super Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015. Dia juga pernah menjadi asisten pelatih klub PSM Makassar di Liga 1 2020/2021.

***

Herrie Setyawan bersama skuad HWFC. foto:joko kristi/hwfc
Herrie Setyawan bersama skuad HWFC. foto:joko kristi/hwfc

Suatu siang, saya mewawancarai Herrie Setyawan. Terkait proses negosiasi dirinya dengan manajemen HWFC. Sekira medio Juli 2021, dia sempat dihubungi perwakilan manajemen HWFC. Dalam pembicaraan, Herrie mendapat tawaran melatih HWFC.

Herrie sungguh antusias. Rupanya, ketika klub ini berkiprah di Liga 2 2020, dia memimpikan bisa diangkat menjadi pelatih. Kala itu, PSHW (belum berganti menjadi HWFC) menjalani laga resmi Liga 2 melawan Persijap Jepara.

"Saat tu saya tahu yang melatih Yusuf Ekodono. Teman seangkatan saya di timnas. Saya hanya bilang dalam hati mungkin belum rezeki bisa melatih klub milik Muhammadiyah itu," katanya. 

Herrie mengikuti perkembangan HWFC. Tak terkecuali dengan situasi di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di mana banyak klub yang sulit menemukan tempat untuk berlatih.

Namun di masa PPKM it, dia sungguh surprise dihubungi perwakilan manajemen HWFC. "Terus terang saya senang. Keluarga saya juga senang kalau saya bisa melatih HWFC," kenangnya.

Namun proses negosiasi tidak berjalan cepat. Herrie bisa memaklumi karena situasi pandemi yang belum kelar. Jadwal bergulirnya kompetisi juga gak jelas. Herrie pun hanya bisa menunggu.

Herrie mengungkapkan, saat itu sang istri beberapa kali menanyakan kepastian melatih HWFC. Pun dengan anak-anaknya. Mereka mendukung bisa Herrie bisa melatih klub hasil akuisisi Persigo Semeru FC.

Di sela menanti nego lanjutan, Herrie dirudung duka. Sang istri dipanggil Sang Khalik. Herrie sangat terpukul. Kabar kepergian sang istri juga sampai ke manajemen HWFC.

Awal Agustus 2021, Herrie tersentak. Ini setelah dia mendapat kabar soal kepastian dirinya melatih HWFC. "Waktu itu, selepas salat Jumat. Saya mau rebahan sebentar. Eh, ada kabar dari manajemen HWFC. Kami berbincang tak lama. Hingga terjadi kesepakatan. Sungguh, saya gemetar menerima tawaran itu," tandas Herrie.

Herrie kemudian diperkenalkan dengan pengurus HWFC via zoom meeting. Pada 9 Agustus 2021, Herrie resmi ditetapkan menjadi pelatih HWFC. Dia kemudian memimpin TC HWFC di Brigif Para Raider 18/Trisula Jabung, Malang.

Herrie mensyukuri apa yang dilakoninya kini. Dia merasa perjalanan karirnya sudah ada yang mengatur. Siapa lagi kalau bukan Sang Khalik. Meski dia acap emosional bila mengingat kata-kata istrinya. 

"Saya ingat betul kata-kata terakhir. Dia mengatakan sangat mendukung saya pergi (melatih HWFC)," ucap Herrie yang berbicara dengan suara terbata-bata dan berlinang air mata.

Herrie yakin skenario Tuhan itu baik untuk dirinya. Makanya, sekarang dia fokus untuk melatih. Membangun tim yang memiliki karakter, mau bekerja keras, dan mampu meraih prestasi gemilang. 

Berbagai program sudah disiapkan. Sejumlah skema permainan juga telah dibuat. Herrie tak ingin tampil mengecewakan. Apalagi memimpin klub yang mengusung nama besar Muhammadiyah.  

Herrie ingin membuktikan HWFC bisa meraih sukses di pentas persepakbolaan nasional. Sekaligus mewujudkan doa sang istri yang telah pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. (agus wahyudi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun