Suatu siang, saya mewawancarai Herrie Setyawan. Terkait proses negosiasi dirinya dengan manajemen HWFC. Sekira medio Juli 2021, dia sempat dihubungi perwakilan manajemen HWFC. Dalam pembicaraan, Herrie mendapat tawaran melatih HWFC.
Herrie sungguh antusias. Rupanya, ketika klub ini berkiprah di Liga 2 2020, dia memimpikan bisa diangkat menjadi pelatih. Kala itu, PSHW (belum berganti menjadi HWFC) menjalani laga resmi Liga 2 melawan Persijap Jepara.
"Saat tu saya tahu yang melatih Yusuf Ekodono. Teman seangkatan saya di timnas. Saya hanya bilang dalam hati mungkin belum rezeki bisa melatih klub milik Muhammadiyah itu," katanya.Â
Herrie mengikuti perkembangan HWFC. Tak terkecuali dengan situasi di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di mana banyak klub yang sulit menemukan tempat untuk berlatih.
Namun di masa PPKM it, dia sungguh surprise dihubungi perwakilan manajemen HWFC. "Terus terang saya senang. Keluarga saya juga senang kalau saya bisa melatih HWFC," kenangnya.
Namun proses negosiasi tidak berjalan cepat. Herrie bisa memaklumi karena situasi pandemi yang belum kelar. Jadwal bergulirnya kompetisi juga gak jelas. Herrie pun hanya bisa menunggu.
Herrie mengungkapkan, saat itu sang istri beberapa kali menanyakan kepastian melatih HWFC. Pun dengan anak-anaknya. Mereka mendukung bisa Herrie bisa melatih klub hasil akuisisi Persigo Semeru FC.
Di sela menanti nego lanjutan, Herrie dirudung duka. Sang istri dipanggil Sang Khalik. Herrie sangat terpukul. Kabar kepergian sang istri juga sampai ke manajemen HWFC.
Awal Agustus 2021, Herrie tersentak. Ini setelah dia mendapat kabar soal kepastian dirinya melatih HWFC. "Waktu itu, selepas salat Jumat. Saya mau rebahan sebentar. Eh, ada kabar dari manajemen HWFC. Kami berbincang tak lama. Hingga terjadi kesepakatan. Sungguh, saya gemetar menerima tawaran itu," tandas Herrie.
Herrie kemudian diperkenalkan dengan pengurus HWFC via zoom meeting. Pada 9 Agustus 2021, Herrie resmi ditetapkan menjadi pelatih HWFC. Dia kemudian memimpin TC HWFC di Brigif Para Raider 18/Trisula Jabung, Malang.