Ketika Dahlan pulang, Mbah Progo kembali memberi "balasan" dengan memberikan buku-buku tentang Pancasila kepada Dahlan. Lucunya, kejadian sampai berlangsung tiga kali.
Kenapa Mbah Progo bersikap seperti itu? Entahlah. Namun belakangan diketahui, buku-buku Pram menggoda hati Mbah Progo. Dia pun membacanya. Ketika Mbah Progo sakit, buku-buku Pram terlihat berserakan di ranjangnya.
Pengakuan Mbah Progo, ada realitas yang kurang dipahami oleh Pemerintah Orde Baru. Mbah Progo juga mendapat setting kehidupan yang menyentuh setelah membaca buku-buku Pram.
Hingga Mbah Progo wafat, istrinya, Musfijah, mengumpulkan buku-buku Pram tersebut. Buku-buku tersebut kemudian diserahkan ajudannya, Adi Arudji, untuk dikembalikan kepada Dahlan Iskan. (agus wahyudi)
  Â
Â
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H