Sampai akan check out, bersiap menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Soekirno masih sempat bertanya kepada staf hotel, "Dik, berapa habisnya?"
Staf hotel tak menjawab. Hanya tersenyum. Dia kemudian menyodorkan bill dan meminta Soekirno menandatangani . Belum sempat Soekirno lihat detail jumlahnya, bill itu sudah keburu ditarik staf hotel.
"Sudah, Pak. Sudah beres. Bapak 'kan tamu istimewa?"
Pertemuan dengan Gus Dur itu menjadi kenangan manis yang tak mungkin dilupakan Soekirno. Dia mengangggap semua yang terjadi tidak kebetulan. Tapi atas karunia Sang Khalik yang pantas disyukuri.
Bagi Soekirno nilai persahabatan itu tiada batasnya. Sampai kapan pun persahabatan akan dikenang. Seperti persahabatan dia dengan keluarga KH Wahid Hasyim. Persahabatan yang tulus, tanpa pamrih. Meski Soekirno tak mengingat lagi, ternyata Abdurrahman Wahid kecil yang kemudian menjadi presiden itu tidak melupakannya. (agus wahyudi)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI