Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pensiun

30 September 2019   14:25 Diperbarui: 30 September 2019   14:37 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mirna, istriku, tersentak mendengarnya. Aku tak tahu tiba-tiba ia sudah berada di sampingku. Aku meliriknya. Nampak jelas, gurat-gurat kecemasan dari rona mukanya. Tapi Mirna tak mau berkomentar.

Aku serahkan surat itu pada Mirna. Dia lalu membaca. Sesekali ia melirik aku dengan lembutnya. Lirikan Mirna memang dahsyat yang kukenang sepanjang masa.

Nasibku kini sama dengan rekan-rekan seniorku. Aku harus ikut pelatihan, yang pernah kuceritakan padamu sebelumnya. Kenapa di usia senja, aku justru merasa kelimpungan seperti ini. Aku begitu gagap menatap hari esok. Seolah, pupus sudah harapan yang aku gantungkan semasa aku masih jadi anak emas perusahaan.

"Lantas?" suara Mirna mengalir diselaputi kecemasan.

"Ya, jelas to. Kira-kira setahun lagi, nggak sampai lah, kira-kira sembilan bulan, aku akan pensiun. Lalu, perusahaan mengundang konsultan bisnis. Seolah-olah ngajari aku agar bisa kerja mandiri selepas pensiun nanti.

Intinya, aku dibikin agar tidak usah cemas bila nanti sudah tak bekerja. Itu tujuan ikut pelatihan ini, Ma?"

"Tapi, apa salahnya ikut pelatihan, Mas?"

"Aku ini sudah tua, Ma. Mau wiraswasta macam apa, sih? Kalau memang mau mempensiun aku, ya sudah bicarakan saja berapa uang pesangonnya. Berapa kali gaji dan tunjanganku yang akan dibayar, kan beres."

"Sama asuransinya kesehatan dan keselamatan kerja itu, bagaimana? Nggak usahlah pakai maksa ikut pelatihan segala. Bikin aku makin merintih saja,

Mirna tersedak mendengar jawabanku.

"Memang ada paksaan?" sahut Mirna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun