Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Melukis Rumah di Surga

29 Agustus 2019   14:25 Diperbarui: 4 September 2019   12:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Firman tercenung. Ia berpikir keras, bagaimana caranya menyampaikan keluhannya itu. Perkara ini diakui tidak mudah diselesaikan. Pergolakan batinnya makin membawa. Makin tak terkendali. Hingga, dirinya serasa berada di tepian antara menegakkan dakwah dan mengambil hikmah.

Jarum jam menunjukkan pukul 22.45. Mata Firman masih menyala-nyala. Dihampirinya buku-buku yang disimpan rapi di almari. Sedikitnya, enam buku ia comot. Paling banyak buku-buku agama. 

Sambil merebahkan diri ke kursi malas, ia mulai membacanya. Tidak semua buku ia baca tuntas. Terbacalah sebuah pelajaran tentang doa. Bahwa doa yang mustajabah, selain terikat dengan ruang dan waktu, juga punya energi besar bila dilakukan dengan banyak orang. Tak salah bila banyak orang menyakini, lebih afdol berdoa ke Mekkah saat ibadah haji. Kenapa? Ada energi yang besar yang insya Allah membuat keinginan-keinginan kita dikabulkan oleh Allah.

Soal doa itu, Firman lalu teringat kawan baiknya, Basuki. Ia adalah mantan jurnalis di sebuah perusahaan media terbesar dan ternama. Yang membuat Firman tergelitik, Basuki lalu memutuskan berhenti sebagai jurnalis. Garanya-garanya ia ingin membuktikan kebenaran Alquran. Wuihh..

"Semua ayat di Al Qur'an itu benar, Dik, tapi banyak yang tidak tahu cara yang tepat menggunakannya," terang Basuki, lalu mengisap rokok filternya dalam-dalam, suatu ketika.

Penjelasan itu tentu saja tak membuat Firman kaget. Bukan barang baru yang menakjubkan. Sejak kecil, Firman merasa kalau berdoa adalah ikhtiar penting yang harus dilakukan manusia. Makanya, Firman hanya menyimak saja penuturan Basuki.

"Teori gelombang dan energi itu adalah keniscayaan. Begitu pun dalam doa. Semakin banyak orang berdoa, makin besar energi yang dihasilkan. Dan lagi, kalau orang banyak berdoa itu ibaratnya seperti melukis rumah di surga," Basuki menutur bak seorang ulama.

"Lantas, bagaimana dengan doa untuk kepentingan lain?" Firman mulai tertarik berdiskusi.

"Maksudmu?"

"Ya, kalau berdoa untuk mengabulkan keinginan tertentu. Sekarang kan banyak, orang berdoa untuk memberi dukungan orang lain. Untuk mendukung tokoh atau petinggi tertentu yang berhasrat merebut kekuasaan. Jadi presiden, bupati, wali kota, anggota dewan, atau kepala desa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun