Mohon tunggu...
Agustinus Triana
Agustinus Triana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tinggal di Lampung

Menulis agar ada jejak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fakta Jakarta Tidak Siap dan Cara Komunikasi Anies Soal Banjir

5 Januari 2020   21:40 Diperbarui: 5 Januari 2020   21:41 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dutajatim.com

Soal penyebab dan cara mengantisipasi banjir, Anies utarakan dengan cara membantah dan terkesan melindungi diri. Saat Anies bersama dengan Menteri PUPR meninjau lokasi banjir, Anies secara langsung menyatakan ketidaksetujuannya dengan Basuki Hadi Moeljono soal penyebab dan cara mengantisipasi banjir. 

Menteri PUPR, yang saat itu menyatakan bahwa wilayah yang belum dinormalisasi tergenang air dan meminta Anies untuk mendiskusikan program normalisasi sungai, spontan saja Anies mengajukan argumennya bahwa banjir yang terjadi penyebabnya yaitu tidak adanya pengendalian air yang masuk dari selatan ke Jakarta. 

Anies langsung merujuk pada pentingnya pembangunan Waduk Ciawi-Sukamahi di Jawa Barat yang menjadi domain Pemerintah Pusat. 

Benarkah banjir di Jakarta hanya karena air limpahan dari wilayah hulu atau selatan?

Seperti yang telah dijelaskan oleh M. Pramono Hadi, Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR, Bambang Hidayah, tentang penyebab banjir di Jakarta kemarin, maka sangat berbeda dengan apa yang menjadi dasar argumen Anies.

Ketika Anies mengatakan bahwa normalisasi sungai era Ahok tidak efektif mengatasi banjir dan Anies merujuk pada Waduk Ciawi-Sukamahi yang bisa mengendalikan volume air masuk ke Jakarta, maka pernyataan Anies tidak nyambung alias of side dengan kondisi dan penyebab banjir Jakarta pada awal Januari 2020 kemarin.

Argumen Anies soal normalisasi sungai juga didukung oleh anggota TGUPP Anies, Muslim Muin. Bahkan anggota TGUPP ini mengatakan bahwa apa yang diusulkan Menteri PUPR Basuki Hadi Moeljono soal normalisasi sungai adalah ngawur. Muslim berpendapat bahwa menangkal banjir tidak cukup hanya dengan memperlebar sungai seperti yang diucapkan sang Menteri. Tetapi sungai juga harus diperdalam. Muslim bahkan menegaskan bahwa normalisasi sungai hanya akan menghancurkan Jakarta. 

Jika merujuk pada pernyataan Basuki Hadi Moeljono, maka normalisasi sungai yang dimaksud adalah konsep normalisasi sungai seperti yang sudah dijalankan oleh Gubernur Jakarta sebelumnya, yaitu program memperlebar kembali sungai/waduk sesuai dengan lebar/luas aslinya serta memperdalam dengan mengeruk sedimentasi, dan membuat turap beton. Bukan hanya memperlebar sungai seperti yang dimaksudkan oleh Muslim Muin anggota TGUPP Anies Baswedan. Maka pernyataan Muin bahwa Menteri PUPR ngawur, patut dipertanyakan dimana letak ngawur-nya?

Saat mengunjungi Kampung Pulo, Gubernur Jakarta kembali menyampaikan pernyataan yang cukup menarik. Anies mengatakan bahwa sosok yang senang dengan banjir Jakarta kali ini adalah anak-anak. Menurut Anies, anak-anak justru senang karena dapat bermain di genangan air.

Jarang sekali seorang pemimpin mengeluarkan model pernyataan seperti itu saat menghadapi musibah. Pernyataan Anies terasa seperti sebuah motivasi, "bahwa di balik musibah ini, masih ada kebahagiaan dalam bentuk lain". Khas gaya seorang motivator.

Terakhir, ada pernyataan Anies Baswedan yang menampakkan ketidaktegasan dalam mengatasi banjir Jakarta kemarin, terkait soal target waktu dan usahanya yang bersifat segera untuk menyurutkan banjir di beberapa kawasan Jakarta. Anies mengatakan bahwa untuk menyurutkan banjir akan menunggu air laut surut. Sebagian dari air akan menunggu permukaan air laut surut. Karena air laut juga naik, maka arus banjir masih sulit untuk dibuang ke laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun