Namun, melihat dampak yang ditimbulkan akibat banjir di Jakarta awal Januari 2020 kemarin, tentu masyarakat mempertanyakan keberhasilan program Anies selama ini dalam mengantisipasi banjir di Jakarta.
Menurut catatan BPBD Provinsi DKI Jakarta, Jumlah titik banjir kurang lebih ada 158 titik, total jumlah pengungsi di wilayah Jakarta pada 1 Januari 2020 mencapai 31 ribu jiwa dan tersebar di 269 lokasi pengungsian.
Sementara korban meninggal sampai dengan 4 Januari 2020 dilaporkan sebanyak 9 orang di wilayah Jakarta. Sedangkan kerugian material belum ada laporan yang pasti, namun dapat dibayangkan kerugian pasti cukup besar akibat hilang dan rusaknya harta benda serta lumpuhnya bisnis di Jakarta.
Menurut pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga, penyebab banjir yang terjadi kemarin disebabkan karena tidak semua sistem drainase di Jakarta berfungsi.Â
Maka dengan curah hujan yang tinggi seperti itu dan tidak berfungsinya drainase menyebabkan terjadinya banjir. Menurut Nirwono, seharusnya curah hujan yang tingggi masih dapat tertampung dengan baik jika drainase di Jakarta berfungsi baik.
Nirwono juga menambahkan beberapa hal yang ikut menjadi penyebab banjir di Jakarta yaitu program penataan di bantaran kali yang lambat akibat perbedaan konsep antara normalisasi dan naruralisasi, pembebasan lahan di bantaran sungai yang terhenti, revitalisasi situ, danau, embung dan waduk yang juga berjalan lambat, serta penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang tidak signifikan sehingga jumlah daerah resapan air tidak bertambah.
Sementara itu, menurut Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), M. Pramono Hadi, penyebab utama dari banjir awal Januari 2020 lalu adalah hujan yang merata, jumlahnya banyak dan dalam waktu yang cukup lama, sedangkan kondisi surface storage sudah jenuh dengan air. Keadaan ini juga dipicu dengan kondisi infrastruktur wilayah, topografi dan drainase di Jakarta.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR, Bambang Hidayah juga ikut menjelaskan penyebab banjir di Jakarta awal Januari 2020 lalu.
Bambang Hidayah menyampaikan bahwa pada malam pergantian tahun, curah hujan yang melanda Jakarta adalah curah hujan ekstrem, dimana tidak hanya intensitasnya yang sangat tinggi, tetapi waktu terjadinya hujan yang cukup lama.Â
Sementara wilayah Bogor, hujan yang terjadi saat itu masih kecil sampai sedang. Saat pagi, air sudah merendam beberapa wilayah di DKI Jakarta. Sehingga  banjir yang terjadi di Jakarta saat pagi hari bukan banjir kiriman tetapi betul-betul banjir lokal.Â
Sedangkan banjir kiriman dari wilayah sekitar Jakarta baru terjadi pada Rabu sore hingga malam hari. Hal ini ditandai dengan derasnya debit air sungai, termasuk status siaga 1 pintu air Manggarai sejak pukul 23.00 WIB.