Bambang juga menjelaskan bahwa kapasitas sungai-sungai di DKI tidak mampu lagi menampung air jika terjadi curah hujan ekstrem di wilayah Jakarta.
Dari beberapa pernyataan dan fakta yang disampaikan di atas, bisakah disimpulkan bahwa sebenarnya Jakarta dalam kondisi tidak siap menghadapi banjir kemarin?
Penyebab Banjir Versi Anies dan Cara Penyampaiannya Â
Anies memiliki versi tersendiri tentang penyebab banjir yang terjadi kemarin  dan cara mengantisipasinya. Versinya berbeda sama sekali dengan pernyataan para ahli.Â
Bila dibandingkan juga dengan pernyataannya beberapa pejabat terkait lainnya, pernyataan Anies cenderung disampaikan untuk ngeles bahkan membantah.
Saat meninjau salah satu lokasi banjir di Jakarta, Anies mengkritik kebijakan normalisasi Sungai Ciliwung pada era Ahok. Anies mengatakan bahwa normalisasi Sungai Ciliwung yang dilaksanakan tidak bisa menghalau banjir di kawasan Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara dan Jakarta Timur. Anies berpendapat, meski ada normalisasi sungai faktanya banjir masih bisa terjadi.
Sayangnya Anies juga tidak membandingkan soal normalisasi sungai ala Ahok dengan langkah-langkah Anies sendiri selama ini dalam mengantisipasi banjir.Â
Anies lupa menyuguhkan kepada publik, langkah-langkah apa saja yang sudah dikerjakannya selama 2 tahun ini dalam mengantisipasi banjir di Jakarta.Â
Sebenarnya publik menunggu penjelasan Anies bagaimana kemajuan proyek naturalisasi yang dikerjakan dan apa saja sumbangan proyek tersebut dalam mengantisipasi banjir di Jakarta.Â
Sebenarnya apa saja capaian target kinerja RPJMD sampai dengan tahun 2019 dalam mengatasi persoalan banjir di Jakarta. Apakah target kinerjanya tercapai atau belum, apakah kendalanya jika target kinerja tidak tercapai.
Namun, Anies memilih menyoroti proyek normalisasi sungai yang dikerjakan pada era Ahok. Maka jangan salah jika sebagian publik menangkap jika Anies sebagai Gubernur Jakarta saat ini sedang memainkan skema playing victim atas banjir di awal Januari 2020 kemarin.