Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sebuah Bangunan Tulisan*

18 Februari 2016   13:30 Diperbarui: 18 Februari 2016   22:06 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 

Bagi kalangan tertentu, detail pun menjadi parameter terhadap sebuah bangunan. Detail bisa berupa pemilihan bahan, kesesuaian (unity), penyelesaian (finishing), dan lain-lain. Justru dengan menjadikan detail sebagai salah satu elemen parameternya, akan terasa lengkap tanggapan (penilaian) terhadap sebuah bangunan.

 

Tidak jarang terjadi perdebatan mengenai estetika dalam obrolan banyak kalangan. Yang sering pula terjadi, estetika sebuah bangunan tergantung pada selera subyektif. Padahal, estetika bukanlah sebuah hasil selera subyektif alias relatif, melainkan terukur secara logis-matematis-fisikis. Artinya, estetika yang diperdebatkan harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan, dan benar-benar dipahami secara obyektif.

 

Demikian juga ketika sebagian Pembaca melihat penampilan sebuah tulisan dengan analogi sebuah bangunan. Pertama, sesuatu yang disebut tulisan hanyalah pada deretan kata. Dengan analogi bangunan, deretan kata merupakan sebuah bangunan yang cenderung dianggap lengkap, mulai dari ‘atap’ (alinea pembuka dianggap atap?), dinding, pintu, dan jendela.

 

Kedua, judul sebuah tulisan. Dengan analogi bangunan, judul merupakan atapnya. Keberadaan judul cukup ‘mengamankan’ kesan bahwa deretan kata merupakan sebuah tulisan yang utuh. Sebuah bangunan bisa memberi kesan “layak huni” apabila telah memiliki atap.

 

Ada beberapa tulisan yang awalnya dipublikasikan tanpa judul, ada yang kemudian judulnya dibuat, semisal “(Tanpa Judul)”, atau dibuat oleh orang lain (redaksi) dengan judul yang diberi tanda keterangan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun