Mohon tunggu...
Agustinus Daniel
Agustinus Daniel Mohon Tunggu... -

Credo ut Intelligam - Aku percaya maka aku mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panggilan Profetik (1)

5 Agustus 2016   17:04 Diperbarui: 5 Agustus 2016   19:24 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agar dapat menjadi ekspresi dari kemuliaan-Nya yang sempurna, Tuhan menciptakan manusia sebagai citra-Allah. Itulah ciptaan tertinggi yang dapat dibuat Tuhan karena Dia tidak mungkin membuat ciptaan yang lebih baik dari citra-Nya sendiri. Sementara itu, dunia dan segala isinya diciptakan agar manusia sebagai citra-Allah dapat hidup di dalamnya demi kemuliaan Tuhan. 

Dalam Kitab Kejadian tertulis demikian: 

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (Kej.2:15) 

Manusia diciptakan untuk menjadi ekspresi kemuliaan Tuhan. Sedangkan bumi dan segala isinya diciptakan agar manusia dapat hidup di dalamnya demi kemuliaan Tuhan. 

Dengan demikian manusia harus mengusahakan dan merawat alam dan lingkungan dengan baik demi kemuliaan Tuhan. Bukan bagi kepentingan manusia saja atau demi kelestarian alam itu sendiri. Jadi semboyan kita adalah “muliakan Tuhan”, bukan “selamatkan bumi”! 

Dengan memahami ini, kita tahu bahwa peradaban manusia modern yang semakin meninggalkan Tuhan, bukanlah kehidupan di bumi yang dirancang Tuhan pada mulanya. Tidak perlu heran jika peradaban seperti itu hanya menimbulkan masalah demi masalah yang akhirnya terakumulasi menjadi krisis. Segala hal yang dipergunakan atau diperlakukan tidak sesuai tujuannya pasti akan bermasalah, jika tidak sekarang, pasti di kemudian hari. 

Maka, semangat kepedulian manusia pada alam yang terbaik sekalipun tidak akan ada artinya selama manusia tidak peduli pada Tuhan! 

Deo Gratias!

http://meditasiyesus.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun