Mohon tunggu...
Agustinus Daniel
Agustinus Daniel Mohon Tunggu... -

Credo ut Intelligam - Aku percaya maka aku mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panggilan Profetik (1)

5 Agustus 2016   17:04 Diperbarui: 5 Agustus 2016   19:24 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akibatnya, manusia tidak lagi hidup menurut kehendak Tuhan, tapi terus mengikuti keinginan-keinginan duniawinya yang tak pernah terpuaskan. Dengan hidup seperti ini manusia memang memperoleh banyak hal, tapi mulai kehilangan jiwanya. 

Dulu, dampak buruk dari revolusi industri seperti masalah polusi, kerusakan lingkungan serta keterbatasan sumber daya alam belum terpikirkan. Tapi sekarang semuanya terakumulasi menjadi masalah besar dan menimbulkan krisis yang kompleks. 

Celakanya, manusia terlanjur nyaman dan sulit melepaskan diri dari kehidupan dunia modern yang terus menimbulkan dampak buruk. 

Inilah buah pahit yang harus kita terima dari semangat materialistis manusia-manusia modern yang telah memilih untuk meninggalkan Tuhan demi kesenangan dan kemudahan hidup duniawi. 

Jadi akar permasalahan sebenarnya ada pada manusia yang semakin jauh meninggalkan Tuhan. 

Ironisnya, dalam mencari solusi manusia modern menolak melihat ini sebagai sumber masalah. Akibatnya, seperti dokter yang salah mendiagnosa penyakit, obat-obatan yang diberikan hanya meringankan beberapa gejala dan bersifat sementara, sedangkan penyakitnya sendiri tidak tersentuh dan makin mengancam jiwa... Seperti itulah yang terjadi saat ini. 

Tuhan pasti menciptakan segala sesuatu dengan tujuan tertentu. Untuk memahami bagaimanakah manusia seharusnya menjalani kehidupan dan membangun peradabannya di dunia, kita perlu memahami untuk apa dunia dan seluruh isinya diciptakan Tuhan. Itu kuncinya... 

Kita mulai dengan pertanyaan yang sangat mendasar: mengapa ciptaan ini ada dan bukannya tidak ada? 

Tuhan kita adalah Allah Tritunggal yang hidup kekal dan tercukupi pada Diri-Nya sendiri, karenanya Allah Tritunggal tidak membutuhkan ciptaan. Ada ciptaan ataupun tidak, sama baiknya bagi Tuhan. Tapi atas kehendak bebas-Nya sendiri Ia telah mengadakan ciptaan untuk mengekspresikan seluruh kemuliaan-Nya. Bersyulurlah kepada Tuhan karena Dia telah memilih untuk mengadakan ciptaan sehingga kita ada! 

Ini dapat dianalogikan seperti seorang pelukis yang mapan, ia tidak perlu membuat lukisan untuk dijual demi kebutuhan hidupnya. Meskipun demikian ia tetap melukis, bukan karena perlu uang, melainkan karena ia ingin mengekspresikan rasa seninya dalam lukisan. 

Demikianlah Tuhan kita menciptakan segala sesuatu karena Ia ingin mengekspresikan kemuliaan-Nya dalam ciptaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun