Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

(Novel) Menapak Jejak di Kimaam, Episode 43-44

6 November 2024   06:05 Diperbarui: 6 November 2024   06:24 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

Josefa menghela napas dalam-dalam, lalu menatap Didimus. "Kadang-kadang aku merasa cemas, Didimus. Bagaimana jika semua persiapan ini tidak cukup?"

Didimus tersenyum dan menepuk bahu Josefa dengan lembut. "Kamu harus ingat, ini bukan hanya tentang persiapan fisik, tapi juga tentang keyakinan dan tekad. Kamu punya kedua hal itu dalam dirimu."

Josefa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk membaca buku-buku tentang pertanian modern, mengasah pemahamannya tentang teknik-teknik terbaru dalam budidaya tanaman. Ia juga memperdalam pengetahuannya tentang tanaman Dambu yang menjadi kekhasan kampung halamannya, mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dalam ujian.

"Didimus, aku menemukan teknik baru dalam budidaya tanaman. Lihat ini," kata Josefa suatu malam saat mereka duduk di bawah bintang-bintang. Dia menunjukkan sebuah buku yang baru dibacanya. "Metode ini bisa meningkatkan hasil panen Dambu kita."

Didimus memperhatikan dengan antusias. "Itu luar biasa, Josefa. Kalau kamu bisa menjelaskan ini dengan baik di ujian nanti, pasti mereka akan terkesan."

Selain itu, Didimus, sahabatnya yang setia, juga turut memberikan dukungan moral dan berbagai tips untuk mengatasi stres dan kecemasan sebelum ujian. Mereka sering mengadakan sesi diskusi malam hari di bawah bintang-bintang, membahas strategi untuk menghadapi ujian dengan tenang dan fokus.

"Bagaimana kalau kita coba latihan meditasi untuk menenangkan pikiran?" usul Didimus suatu malam. "Aku pernah mendengar bahwa meditasi bisa membantu mengatasi kecemasan."

Josefa mengangguk setuju. "Baiklah, mari kita coba. Setiap bantuan untuk mengatasi kecemasan sangat berharga saat ini."

Josefa juga mengambil waktu untuk merefleksikan perjalanan hidupnya dan alasan di balik keputusannya untuk memilih IPB. Ia menyadari bahwa impian untuk mengembangkan pertanian di kampung halamannya bukan sekadar cita-cita pribadi, melainkan juga sebuah misi yang lebih besar untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungannya.

"Didimus, aku ingin mengembangkan pertanian di kampung kita. Bukan hanya untuk diriku, tapi untuk semua orang di sini," kata Josefa dengan mata berbinar. "Aku ingin membawa perubahan yang berarti."

Didimus tersenyum penuh kebanggaan. "Aku tahu kamu bisa, Josefa. Kamu punya visi dan semangat yang luar biasa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun