Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

(Novel) Menapak Jejak di Kimaam, Episode 43-44

6 November 2024   06:05 Diperbarui: 6 November 2024   06:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

"Sedikit gugup, Ma. Tapi aku yakin ini adalah langkah yang benar," jawab Josefa.

"Percayalah pada dirimu sendiri, Nak. Kamu telah bekerja keras untuk ini. Kami semua bangga padamu," kata Mama Maria sambil memeluk putrinya.

"Terima kasih, Mama. Doakan aku, ya," ujar Josefa dengan haru.

Dengan hati penuh harapan dan semangat, Josefa merasa siap untuk menghadapi ujian seleksi dan yakin bahwa perjuangannya selama ini akan membawanya menuju impian yang selama ini dia kejar.

Persiapan Mental

Seiring dengan persiapan fisik untuk mengumpulkan berkas aplikasi ke IPB, Josefa juga sadar akan pentingnya persiapan mental dalam menghadapi tantangan yang akan datang. Sejak kecil, dia diajarkan oleh orang tuanya bahwa tekad dan keteguhan hati adalah kunci untuk mencapai impian.

Di malam-malam menjelang ujian masuk IPB, Josefa sering kali duduk sendiri di tepi pantai Kampung Tabonji. Suara ombak yang tenang dan udara segar malam Papua Selatan memberinya ketenangan dalam merenung dan mempersiapkan pikirannya untuk menghadapi ujian yang akan menentukan nasib masa depannya.

Suatu malam, saat sedang duduk di tepi pantai, Didimus mendekatinya dengan membawa dua cangkir teh hangat.

"Hei, Josefa. Aku membawakanmu teh. Kamu sudah lama di sini," kata Didimus sambil menyerahkan cangkir tersebut.

"Terima kasih, Didimus," kata Josefa dengan senyum lembut. "Aku hanya merenung, memikirkan semua yang telah kita pelajari dan persiapkan."

Didimus duduk di sampingnya, menatap ombak yang bergulung. "Kamu sudah bekerja keras, Josefa. Aku yakin kamu akan berhasil di ujian ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun