Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

(Novel) Menapak Jejak di Kimaam, Episode 17-18

2 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 2 Oktober 2024   06:06 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

Didimus menepuk bahu Josefa, "Kamu harus berbicara dengan mereka. Jelaskan niatmu dan bagaimana kamu ingin membawa perubahan positif bagi kampung kita. Aku yakin mereka akan mengerti."

Malam itu, Josefa memutuskan untuk berbicara dengan orang tuanya. Mereka duduk bersama di ruang keluarga, di bawah cahaya lampu minyak yang redup.

"Ibu, Ayah, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," kata Josefa dengan hati-hati.

Ayahnya menatapnya dengan penuh perhatian, "Apa itu, Nak?"

Josefa mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Aku ingin melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor. Aku ingin mempelajari teknik pertanian modern agar bisa membantu kampung kita lebih baik."

Ibunya terkejut, "Kenapa harus jauh-jauh ke Bogor? Bukankah kamu bisa belajar di sini, di Merauke?"

"Aku tahu, Bu. Tapi di IPB, aku bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan teknik terbaru. Dengan begitu, aku bisa membawa lebih banyak manfaat bagi Kampung Tabonji," jawab Josefa dengan penuh keyakinan.

Ayahnya mengangguk perlahan, "Kami bangga dengan semangatmu, Josefa. Tapi kami juga khawatir. Dunia luar berbeda, banyak tantangan yang harus dihadapi."

"Aku mengerti, Ayah. Tapi aku yakin, dengan ilmu yang aku dapatkan nanti, aku bisa kembali dan membuat perubahan yang lebih baik. Aku tidak akan melupakan dari mana aku berasal," kata Josefa dengan tekad yang kuat.

Ibunya tersenyum tipis, "Jika itu memang yang kamu inginkan, kami akan mendukungmu. Tapi ingat, selalu kembali ke rumah. Jangan lupakan kami."

"Tentu, Bu. Aku janji," jawab Josefa sambil menggenggam tangan ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun