Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Verba Volant Scripta Manent: Mengapa Menulis Lebih dari Sekadar Mengucapkan Kata-kata?

9 Juli 2024   05:53 Diperbarui: 9 Juli 2024   10:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam perjalanan panjang sejarah manusia, kata-kata telah berperan membentuk peradaban dan budaya. Namun, di antara segala bentuk komunikasi yang ada, tulisan memiliki kedudukan istimewa. Ungkapan Latin verba volant scripta manent yang berarti "kata-kata yang diucapkan mungkin berlalu, tetapi tulisan bertahan" mencerminkan esensi dari kekuatan abadi yang dimiliki oleh tulisan.

Kata-kata yang diucapkan dapat menginspirasi, menggerakkan hati, dan membangkitkan emosi, namun sering cepat berlalu, tersapu oleh arus waktu dan dilupakan. Sebaliknya, tulisan memiliki daya tahan yang luar biasa. Ia mampu mengabadikan pemikiran, perasaan, dan pengalaman, memungkinkan kita menengok kembali ke masa lalu dan memetik hikmah darinya. 

Tulisan menjadi saksi bisu yang terus hidup, merangkai cerita dan kebijaksanaan untuk generasi mendatang. Artikel ini berusaha menggali lebih dalam mengapa menulis lebih dari sekadar mengucapkan kata-kata. Menulis bukan sekadar aktivitas, tetapi sebuah cara untuk menciptakan jejak yang tak terhapuskan dalam memori kolektif manusia.

Pentingnya Tulisan dalam Sejarah

Tulisan memiliki peran yang tak tergantikan dalam merekam peristiwa penting dan pemikiran besar yang membantu kita memahami masa lalu. 

Sejak ditemukannya tulisan oleh bangsa Sumeria (3200 SM), manusia telah mampu mengabadikan pengetahuan, pengalaman, dan kebijaksanaannya. Berikut, beberapa alasan mengapa tulisan sangat penting dalam sejarah.

Rekaman peristiwa penting. Tulisan memungkinkan kita merekam peristiwa-peristiwa penting yang telah membentuk perjalanan peradaban manusia. 

Melalui tulisan, kita dapat mengetahui detail-detail kejadian bersejarah, mulai dari perang besar hingga penemuan-penemuan ilmiah yang mengubah dunia. Tulisan-tulisan pada prasasti Mesir Kuno memberikan kita wawasan tentang kehidupan dan kematian Firaun, pembangunan piramida, dan kepercayaan religius masyarakat pada masa itu. 

Herodotus (440 SM), sebagai Bapak Sejarah, karya monumentalnya, Histories, merupakan salah satu contoh awal historiografi. Karyanya memberikan catatan rinci tentang perang Yunani-Persia dan berbagai budaya kuno.

Penyebaran pengetahuan. Tulisan berperan dalam penyebaran pengetahuan dan sains. 

Tanpa tulisan, banyak penemuan dan teori-teori ilmiah (mungkin) tidak akan pernah tersebar luas atau bahkan hilang dalam lipatan waktu. Karya-karya filsuf Yunani seperti Plato dan Aristoteles telah memengaruhi pemikiran Barat selama ribuan tahun. Buku-buku mereka, yang ditulis sekitar abad ke-4 SM, masih menjadi bahan bacaan penting dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan hingga saat ini. 

Dalam Sapiens: A Brief History of Humankind, Yuval Noah Harari (2014) menulis bahwa tulisan memungkinkan manusia menyimpan dan mengelola sejumlah besar informasi yang tidak mungkin diingat oleh otak manusia.

Warisan budaya. Tulisan merupakan cara penting untuk mewariskan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Melalui sastra, puisi, dan teks-teks keagamaan, kita dapat memahami nilai-nilai, tradisi, dan norma-norma masyarakat masa lalu. Tulisan seperti The Epic of Gilgamesh, salah satu karya sastra tertua yang diketahui, memberikan kita wawasan tentang mitologi dan moralitas bangsa Sumeria. Jack Goody (1986), dalam The Logic of Writing and the Organization of Society, menegaskan bahwa tulisan memungkinkan budaya bertahan lebih lama dan menyebar lebih luas, menciptakan kontinuitas dan kohesi sosial.

Refleksi pemikiran besar. Tulisan mencatat pemikiran besar yang telah membentuk ideologi dan pergerakan besar dalam sejarah. 

Karya-karya filsafat, seperti Republic oleh Plato atau The Communist Manifesto oleh Karl Marx, telah mengilhami perubahan sosial dan politik yang signifikan. Tanpa tulisan, ide-ide revolusioner ini mungkin tidak akan pernah mencapai khalayak luas dan membawa dampak besar pada dunia. 

Menurut Barbara Tuchman (1962), dalam The Guns of August, tulisan memberi kita kemampuan merangkai kembali perjalanan pemikiran manusia, menghubungkan masa lalu dengan masa kini, dan membuka jalan bagi masa depan.

Keabadian Tulisan

Tulisan memiliki daya tahan yang luar biasa, memungkinkan karya-karya masa lalu untuk tetap relevan dan dihargai hingga kini. Banyak teks klasik, filosofis, dan ilmiah yang terus memberikan wawasan dan inspirasi bagi generasi berikutnya. 

Berikut, beberapa contoh yang menunjukkan keabadian tulisan dan bagaimana karya-karya ini masih relevan dalam konteks modern.

Karya-karya sastra klasik. Karya-karya sastra klasik seperti Iliad dan Odyssey oleh Homer telah bertahan selama ribuan tahun. 

Meskipun ditulis pada abad ke-8 SM, kedua epos ini masih dibaca dan dipelajari di seluruh dunia. Mereka memberikan wawasan tentang mitologi Yunani, nilai-nilai heroik, dan kehidupan manusia pada masa itu. 

Menurut Edith Hamilton (1930), dalam The Greek Way, tulisan Homer bukan sekadar cerita, tetapi cerminan pemikiran dan perasaan manusia yang universal, yang tetap relevan hingga kini.

Karya filsafat. Tulisan-tulisan filsafat menunjukkan keabadian yang mengesankan. 

Misalnya Republic karya Plato, yang ditulis sekitar 380 SM, masih menjadi teks utama dalam studi filsafat dan politik. Ide-ide Plato tentang keadilan, pemerintahan ideal, dan pendidikan terus mempengaruhi pemikiran modern. 

Menurut Alain de Botton (2000), dalam The Consolations of Philosophy, Plato menawarkan pandangan yang tajam dan relevan tentang masyarakat dan moralitas yang masih bisa kita pelajari hingga hari ini.

Karya ilmiah. Tulisan-tulisan ilmiah memiliki dampak yang abadi. 

Misalnya, Principia Mathematica oleh Isaac Newton (1687) mengubah cara kita memahami fisika dan alam semesta. Prinsip-prinsip dasar mekanika klasik yang dijelaskan dalam buku ini masih menjadi dasar dalam ilmu fisika modern. 

Stephen Hawking (1988), dalam A Brief History of Time, mencatat bahwa prinsip Newton tidak hanya mengubah sains, tetapi juga cara kita melihat dunia, membentuk dasar pemikiran ilmiah yang tetap relevan hingga kini.

Teks-teks keagamaan. Teks-teks keagamaan seperti Alkitab dan Al-Quran telah bertahan selama ribuan tahun dan terus menjadi sumber utama bagi kehidupan spiritual dan moral miliaran orang di seluruh dunia. Meskipun ditulis dalam konteks sejarah yang berbeda, ajaran-ajaran dalam teks-teks ini masih relevan dan dihargai. 

Menurut Karen Armstrong (2009), dalam The Case for God, teks-teks keagamaan memberikan panduan moral dan spiritual yang terus relevan dan dihargai oleh umat manusia sepanjang zaman.

Peran Tulisan dalam Pendidikan dan Kebudayaan

Tulisan memiliki peran yang sangat vital dalam pendidikan dan kebudayaan. Sebagai media yang mengabadikan pengetahuan dan nilai-nilai, tulisan tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga membentuk identitas budaya dan intelektual suatu masyarakat. Berikut, peran tulisan dalam pendidikan dan kebudayaan.

Penyebaran pengetahuan. Tulisan adalah sarana utama untuk menyebarkan pengetahuan di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, seni, dan humaniora. Buku teks, artikel ilmiah, dan jurnal akademik memungkinkan informasi dan pengetahuan untuk disebarkan secara luas dan mendalam. 

Menurut Elizabeth Eisenstein (1979), dalam The Printing Revolution in Early Modern Europe, penemuan mesin cetak dan penyebaran tulisan telah mengubah cara pengetahuan disampaikan dan disebarluaskan, menciptakan landasan bagi pendidikan modern dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Pendidikan formal. Tulisan merupakan fondasi dari sistem pendidikan formal. Buku pelajaran, silabus, dan materi pembelajaran lainnya memungkinkan siswa mempelajari berbagai disiplin ilmu secara terstruktur. 

Melalui tulisan, pengetahuan dapat diakses oleh siswa dari berbagai latar belakang, memperluas kesempatan pendidikan dan meningkatkan literasi. Menurut Paulo Freire (1970), dalam Pedagogy of the Oppressed, pendidikan yang berlandaskan tulisan memungkinkan individu berpikir kritis dan memahami dunia di sekitar, serta memberi mereka alat untuk mengubah kondisi sosial.

Pembentukan identitas budaya. Tulisan berperan penting dalam membentuk dan melestarikan identitas budaya. Sastra, mitologi, dan sejarah tertulis sebuah masyarakat mencerminkan nilai-nilai, tradisi, dan keyakinan mereka. Karya-karya ini membantu generasi masa kini untuk memahami warisan budaya dan membangun identitas kolektif. 

Menurut Edward Said (1993), dalam Culture and Imperialism, tulisan tidak hanya mencerminkan budaya, tetapi juga berkontribusi membentuknya, dengan menyampaikan narasi-narasi yang mendefinisikan identitas dan tujuan masyarakat.

Penyimpanan dan pelestarian budaya. Tulisan memungkinkan penyimpanan dan pelestarian pengetahuan budaya dari generasi ke generasi. 

Ini mencakup segala sesuatu dari cerita rakyat hingga hukum adat, dan dari resep makanan tradisional hingga musik dan tarian. Tulisan memastikan bahwa budaya tidak hilang seiring berjalannya waktu, tetapi dapat diwariskan dan dinikmati oleh generasi berikutnya. 

Menurut Claude Lvi-Strauss (1966), dalam The Savage Mind, tulisan adalah cara mengabadikan ingatan kolektif suatu masyarakat, memungkinkan merekanya mempertahankan identitas budayanya meskipun mengalami perubahan zaman.

Pembentukan pemikiran kritis dan kreatif. Tulisan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Melalui tulisan, individu dapat mengartikulasikan ide-ide, mengajukan argumen, dan mengeksplorasi konsep-konsep kompleks. 

Proses menulis itu merangsang pemikiran mendalam dan inovatif. Menurut John Dewey (1916), dalam Democracy and Education, menulis adalah alat penting dalam pendidikan karena mendorong refleksi kritis dan memungkinkan siswa mengembangkan dan menyempurnakan pemahamannya tentang dunia.

Kekuatan Kata-Kata Tertulis dalam Kehidupan Pribadi

Menulis jurnal, surat, atau memoar memiliki dampak emosional dan psikologis yang mendalam dalam kehidupan pribadi. Aktivitas ini tidak hanya membantu merekam kenangan dan pengalaman, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan emosional. Berikut, kekuatan kata-kata tertulis dalam kehidupan pribadi.

Menulis sebagai bentuk ekspresi diri. Menulis adalah sarana mengekspresikan perasaan dan pikiran yang mungkin sulit diungkapkan secara lisan. Melalui tulisan, individu dapat mengeksplorasi emosinya, mengidentifikasi perasaan yang mendalam, dan menemukan makna dalam pengalaman hidupnya. 

Menurut James W. Pennebaker (1997), dalam Opening Up by Writing It Down, menulis tentang peristiwa traumatis atau emosional dapat membantu individu memahami dan memproses pengalaman tersebut, yang pada gilirannya meningkatkan kesehatan mentalnya.

Manfaat terapeutik. Menulis jurnal atau memoar memiliki manfaat terapeutik yang signifikan. Proses menulis memungkinkan individu menguraikan pikiran dan perasaannya, yang dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Menulis juga menjadi sebuah bentuk meditasi yang membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan kenyamanan emosional. 

Menurut Julia Cameron (1992), dalam The Artist's Way, menulis pagi (morning pages) adalah latihan menulis bebas yang membantu membersihkan pikiran, melepaskan beban emosional, dan membuka kreativitas. Ini adalah bentuk terapi yang kuat.

Meningkatkan kesadaran diri. Menulis jurnal atau surat dapat meningkatkan kesadaran diri. Dengan mencatat perasaan, pemikiran, dan pengalaman sehari-hari, individu lebih memahami diri sendiri dan pola-pola dalam kehidupannya. Ini membantu pengembangan diri dan pemecahan masalah. Menurut David R. Hawkins (2012), dalam Letting Go: The Pathway of Surrender, menulis adalah cara yang kuat untuk mencapai kesadaran diri yang lebih tinggi, karena memungkinkan kita untuk memeriksa dan menganalisis pikiran serta emosi kita dengan lebih mendalam.

Membina hubungan dan koneksi. Menulis surat adalah cara yang sangat intim dan pribadi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Surat-surat ini tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga emosi dan perhatian, yang dapat memperkuat hubungan interpersonal. 

Surat-surat cinta, misalnya, dapat menyimpan kenangan dan perasaan mendalam yang dihargai oleh penerimanya. Menurut John O'Donohue (1997), surat-surat memiliki kemampuan membawa kehangatan dan cinta dari satu hati ke hati lainnya, membangun jembatan emosi yang kuat dan abadi.

Mendokumentasikan kenangan dan pengalaman. Menulis memoar atau esai memungkinkan kita mendokumentasikan kenangan dan pengalaman hidup yang berharga. Ini tidak hanya penting bagi penulis, tetapi juga generasi mendatang, yang mungkin akan membaca dan mengambil hikmah dari pengalaman tersebut. 

Menurut Annie Dillard (1989), dalam The Writing Life, menulis memoar adalah cara untuk merangkum esensi pengalaman hidup, memberikan bentuk dan makna pada perjalanan pribadi kita.

Penutup

Ungkapan Latin verba volant scripta manent mengingatkan, bahwa kata-kata yang diucapkan mungkin berlalu, tetapi tulisan memiliki daya tahan yang melampaui batasan waktu. Dalam era komunikasi digital yang cepat dan singkat ini, kita harus mempertimbangkan kembali nilai dari menulis. 

Menulis bukan hanya tentang mengabadikan kata-kata, tetapi juga menciptakan jejak yang abadi, baik dalam sejarah, budaya, maupun kehidupan pribadi. Menulis memberi kita kesempatan untuk berpikir mendalam, mengartikulasikan ide, dan menghubungkan perasaan kita dengan dunia sekitar.

Menulis bukan hanya bentuk ekspresi diri, tetapi juga jalan menuju pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan orang lain. Melalui tulisan, kita dapat menemukan kedamaian, menyembuhkan luka emosional, dan membangun koneksi yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar. 

Tulisan memungkinkan kita mewariskan pemikiran dan pengalaman kita kepada generasi mendatang, menjadikan kita bagian dari sejarah kemanusiaan. Karena itu, kekuatan tulisan dalam hidup kita tidak boleh diremehkan. 

Mengambil waktu untuk menulis bukanlah tindakan sepele, tetapi sebuah investasi dalam kesejahteraan emosional kita dan warisan intelektual yang kita tinggalkan. Menulis lebih dari sekadar mengucapkan kata-kata; ia adalah alat yang memungkinkan kita untuk melampaui waktu, menyentuh jiwa, dan mengubah dunia.

Dalam hal menulis, peran lembaga pendidikan sangat penting dalam memberikan ruang kondusif bagi peserta didik untuk mulai menulis 'hari ini'. Dengan demikian, kata-kata mereka menjadi saksi dari perjalanan hidup, dan biarkan bertahan, memberi makna dan inspirasi bagi diri sendiri dan generasi yang akan datang. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun