Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Verba Volant Scripta Manent: Mengapa Menulis Lebih dari Sekadar Mengucapkan Kata-kata?

9 Juli 2024   05:53 Diperbarui: 9 Juli 2024   10:03 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penyebaran pengetahuan. Tulisan adalah sarana utama untuk menyebarkan pengetahuan di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, seni, dan humaniora. Buku teks, artikel ilmiah, dan jurnal akademik memungkinkan informasi dan pengetahuan untuk disebarkan secara luas dan mendalam. 

Menurut Elizabeth Eisenstein (1979), dalam The Printing Revolution in Early Modern Europe, penemuan mesin cetak dan penyebaran tulisan telah mengubah cara pengetahuan disampaikan dan disebarluaskan, menciptakan landasan bagi pendidikan modern dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Pendidikan formal. Tulisan merupakan fondasi dari sistem pendidikan formal. Buku pelajaran, silabus, dan materi pembelajaran lainnya memungkinkan siswa mempelajari berbagai disiplin ilmu secara terstruktur. 

Melalui tulisan, pengetahuan dapat diakses oleh siswa dari berbagai latar belakang, memperluas kesempatan pendidikan dan meningkatkan literasi. Menurut Paulo Freire (1970), dalam Pedagogy of the Oppressed, pendidikan yang berlandaskan tulisan memungkinkan individu berpikir kritis dan memahami dunia di sekitar, serta memberi mereka alat untuk mengubah kondisi sosial.

Pembentukan identitas budaya. Tulisan berperan penting dalam membentuk dan melestarikan identitas budaya. Sastra, mitologi, dan sejarah tertulis sebuah masyarakat mencerminkan nilai-nilai, tradisi, dan keyakinan mereka. Karya-karya ini membantu generasi masa kini untuk memahami warisan budaya dan membangun identitas kolektif. 

Menurut Edward Said (1993), dalam Culture and Imperialism, tulisan tidak hanya mencerminkan budaya, tetapi juga berkontribusi membentuknya, dengan menyampaikan narasi-narasi yang mendefinisikan identitas dan tujuan masyarakat.

Penyimpanan dan pelestarian budaya. Tulisan memungkinkan penyimpanan dan pelestarian pengetahuan budaya dari generasi ke generasi. 

Ini mencakup segala sesuatu dari cerita rakyat hingga hukum adat, dan dari resep makanan tradisional hingga musik dan tarian. Tulisan memastikan bahwa budaya tidak hilang seiring berjalannya waktu, tetapi dapat diwariskan dan dinikmati oleh generasi berikutnya. 

Menurut Claude Lvi-Strauss (1966), dalam The Savage Mind, tulisan adalah cara mengabadikan ingatan kolektif suatu masyarakat, memungkinkan merekanya mempertahankan identitas budayanya meskipun mengalami perubahan zaman.

Pembentukan pemikiran kritis dan kreatif. Tulisan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Melalui tulisan, individu dapat mengartikulasikan ide-ide, mengajukan argumen, dan mengeksplorasi konsep-konsep kompleks. 

Proses menulis itu merangsang pemikiran mendalam dan inovatif. Menurut John Dewey (1916), dalam Democracy and Education, menulis adalah alat penting dalam pendidikan karena mendorong refleksi kritis dan memungkinkan siswa mengembangkan dan menyempurnakan pemahamannya tentang dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun