Masa pensiun merupakan tanda seseorang sudah tidak berguna dan tidak dibutuhkan lagi dalam dunia pekerjaan karena usia yang menua dan produktivitas makin menurun (Hampton and Totty, 2020). Tanpa disadari, pemahaman seperti inilah yang memengaruhi persepsi  seseorang  sehingga  menjadi terlalu  sensitif  berlebihan (over sensitive) dan subyektif terhadap stimulus yang ditangkap dan kondisi mengakibatkan orang jadi mudah sakit-sakitan saat masa pensiun tiba (WHO, 2019). Pembahasan dari beberapa artikel yang ditelaah antara lain :
- Â Penyebab Terjadinya Perubahan Psikososial
   Mayoritas pensiunan adalah orang usia lanjut yang telah mengalami penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain (Spirling, 2019). Perubahan psikologis yang terjadi dapat disebabkan oleh ketidakakuratan mental dan keadaan fungsional yang kurang efektif (Jeste et al., 2013). Seiring dengan proses penuaan, ada beberapa permasalahan baik fisik maupun mental biasa terjadi pada orang lanjut usia seperti gangguan tidur, cemas, depresi dan pikun (Karam, 2020). Sedangkan pada aspek sosial ekonomi salah satunya karena kesendirian dan penurunan pendapatan. Kesendirian terjadi karena ditinggalkan keluarga untuk menjalani kehidupan dengan keluarga baru atau ditinggal meninggal pasangan (Aung, Nurumal and Wan Bukhari, 2018). Kemudian faktor lain yang menyebabkan perubahan psikososial diantaranya faktor ekonomi terkait hilangnya sebagian pendapatan atau faktor keluarga yang tidak perduli.
- Pengaruh Perubahan Psikososial Terhadap Kesiapan Masa Pensiun
Perubahan psikososial yang sebagian besar mempengaruhi aspek kehidupan pensiunan ini memerlukan adanya perencanaan untuk menyiapkan masa pensiun. Kesiapan masa pensiun memerlukan  perencanaan  yang matang,  termasuk  di  dalamnya membangun kesejahteraan, baik fisik maupun finansial, menjalin komunikasi dan lingkup hubungan pertemanan yang memadai, serta berdamai dengan diri sebagai salah satu upaya melakukan adaptasi terhadap perubahan psikologis dan sosial.  Tentunya kesejahteraan yang diharapkan adalah kondisi manusia berada dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai baik fisik, psikologis, social maupun spiritual.  Dimana individu yang mengalami perubahan psikososial yang positif akan berdampak pada meningkatnya kesiapan di masa pensiun dan sebaliknya.
- Deteksi dini (early detection) kesiapan psikososial di masa Pensiun
Sebagai upaya mempersiapkan pensiun dengan sejahtera maka, deteksi dini yang dilakukan dapat berupa deteksi akan bagaimana perasaan, apa kebutuhan, keinginan dan rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pekerja yang memasuki masa pensiun (Hakim, 2017). Harapannya dengan deteksi dini yang dilakukan suatu instansi dapat menyiapkan dan menerapkan masa pensiun bagi pegawainya. Dengan begitu calon pensiunan dapat menambah wacana tentang bagaimana perasaan, dan apa saja sebenarnya kebutuhan, keinginan dan rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pekerja yang memasuki masa pensiun.
- Kesadaran Perubahan psikososial di masa Pensiun   Â
Individu yang akan memasuki masa pensiun perlu meningkatkan kesadaran tentang kondisi dan perubahan yang terjadi pada dirinya serta belajar berdamai dengan diri dan mencoba beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, termasuk di dalamnya adaptasi psikososial. Salah satu aspek yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran adalah adanya perasaan sejahtera. Dimana, perasaan sejahtera ditunjukan dengan kesadaran dan rasa syukur atas tubuh yang sehat dan berfungsi, dapat berinteraksi dan berhubungan baik dengan orang lain (Bauger and Bongaardt, 2016).
- Upaya dan penatalaksanaan perubahan psikososial di masa pensiun
Upaya yang bisa dilakukan adalah merubah perilaku, budaya, dengan sedini mungkin mempersiapkan/ merencanakan tabungan dan kesiapan pensiun (Lucia &Blaco, 2017). Pengalaman keluarga dan religiusitas juga mempengaruhi kesiapan di masa pensiun dimana lanjut usia yang sudah memiliki dana pensiunan adalah impian semua orang (Bauger and Bongaardt, 2016). Tabungan pensiun merupakan aset lancar yang telah kita persiapkan untuk dimanfaatkan guna memenuhi semua kebutuhan setelah pensiun (Manulife.co.id, 2020).
Pada dasarnya, tujuan memiliki dana pensiun yang cukup adalah agar kita mandiri secara keuangan di masa tua. Pada lansia yang sudah masuk kelompok rentan jelas akan mengalami beberapa risiko yang bisa saja dialami seperti lansia rentan terserang penyakit kritis, dan biaya berobat yang mahal. Data dari BPS menyebutkan bahwa usia harapan hidup di Indonesia pada umumnya adalah 71,5 tahun. Jika saat ini kita berusia 35 tahun, maka ada waktu kurang lebih 36 tahun lagi untuk mempersiapkan diri dan membekali keluarga yang kita tinggal (BPS, 2018).
Melihat risiko-risiko yang berpotensi kita alami di masa tua, maka bisa disimpulkan bahwa kita tetap butuh perencanaan yang matang saat pensiun nanti dan peran dana pensiun sangat penting disini. Temuan menunjukkan mayoritas peserta ingin mandiri secara ekonomi dan terus bekerja sampai mereka tidak mampu melakukannya dan sebagian dari mereka telah memasrahkan masa pensiun di tangan Tuhan (Lucia &Blaco, 2017).
Perencanaan dapat dilihat dari usia yang ada pada pekerja saat dan diukur dengan usia masa pensiun rata-rata. Jika di Indonesia usia pensiun adalah 55 atau 60 tahun maka dapat diasumsikan dan dilihat berapa waktu tersisa untuk menyiapkan tabungan dan kesiapan lainnya di masa pensiun. Menyiapkan kebutuhan di masa pensiun memang bukan hal mudah. Hal itu tidak terlepas dari anggapan bahwa masa pensiun masih lama terjadi sehingga bukan termasuk hal mendesak yang harus dipenuhi saat ini. Pandangan itu agak kurang tepat. Waktu terbaik menyiapkan masa pensiun adalah sekarang juga. Semakin lama menundanya, semakin kecil peluang Anda mewujudkan masa pensiun sejahtera  (Manulife.co.id, 2020). Masa pensiun memerlukan perencanaan yang cukup matang, terutama untuk kesiapan secara psikologis, sosial dan ekonomi. Pemerintah melalui peraturan BKN Nomor 2 tahun 2019 tentang tata cara masa pensiun, yaitu masa persiapan pensiun (MPP) yang bisa diajukan 1 tahun sebelum batas usia pensiun.. Persiapan 1 tahun yang ada dapat dilalui dengan beberapa kegiatan, antara lain mengikuti pelatihan kelompok ESQ maupun menjalin hubungan pertemanan yang erat (friendship), sehingga lansia di masa pensiun dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan psikososial yang terjadi .
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pensiunan yang mengalami perubahan psikososial seperti stress dan masalah psikologis dapat diberikan intervensi dengan menggunakan metode MBSR. MBSR yang dilakukan dapat dilakukan selama 8 minggu. Metode MBSR mendorong individu untuk mengidentifikasi gejala fisik yang sedang dirasakan dengan cara menyadari berbagai hal yang terjadi pada saat ini atau tidak hanya berfokus pada kondisi sakit saja, sehingga keluhan gejala fisik akan berkurang. Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR) terbukti mampu menaikkan regulasi emosi positif pada individu dengan gangguan kecemasan sosial  (Moss et al., 2015).
Terapi Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR) bermanfaat untuk meningkatkan kepekaan secara emosional dan penerimaan diri terhadap berbagai ekspresi emosi pada individu dengan gangguan fisik (Munazilah and Hasanat, 2018). Program MBSR bertujuan menurunkan kondisi stres dengan memodifikas proses kognisi dan afeksi sehingga berpengaruh terhadap regulasi emosi, sensasi fisik, dan keyakinan diri individu (Maharani, 2016).