Pendahuluan Â
Masa pensiun merupakan masa akhir seorang individu dalam bekerja disuatu tempat kerjanya, dimana seseorang yang telah pensiun akan masuk pada masa transisi pada kehidupan yang baru (Kadarisman, 2017). Pensiun merupakan salah satu kenyataan sosial yang dialami pada masa tua selain menduda atau menjanda (Safitri, 2013). Masa pensiun di setiap Negara berbeda ketentuan usianya. Di Indonesia, usia rata-rata pensiun adalah 55 atau 60 tahun. Aperion Care mencatat rata-rata usia pensiun di Amerika Serikat adalah 63 tahun, China adalah 55 tahun, Uni Emirat Arab adalah 47 tahun, dan Norwegia pada usia 67 tahun (Setiawan, 2017).
Perubahan pada kondisi pensiun meliputi perubahan peran, nilai dan keinginan, serta perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup (Rahmat, 2016). Berbagai reaksi yang berbeda akan timbul ketika seseorang memasuki masa pensiun. Salah satu reaksi tersebut  berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menimbulkan gangguan psikologis dan sosial. Perubahan sosial melibatkan proses transisi dalam kehidupan seperti pengalaman kehilangan, berkurangnya finansial, perubahan peran, kesehatan, kemampuan fungsional dan jaringan sosial (Pusdatin, 2016).
Selain perubahan sosial tersebut, terdapat  juga perubahan psikologis, yang muncul di masa pensiun salah satunya adalah stress. Berdasarkan  penelitian Setianingsih, (2012) menyebutkan tidak kurang dari 16 Pensiunan (33,3%) berada pada kondisi gangguan mental ringan, dan 32 pensiunan (66,7%) masuk kategori sehat mental. Stress bisa muncul karena individu tidak mampu menerima dengan baik kondisi pensiun yang dialaminya. Hal tersebut yang akan mengganggu kondisi kejiwaan yang berdampak buruk pada ketidakstabilan batin dan watak, di antara takut berlebihan, risau atau gelisah, dan perasaan tertekan.
TujuanÂ
Mengetahui upaya dan penatalaksanaan perubahan Psikososial di masa pensiun dari berbagai  artikel.
Metode Â
Metode yang digunakan untuk memperoleh artikel dengan beberapa data base antara lain: PubMed, ProQuest, dan Google Scholar mulai tahun 2011 sampai dengan 2021. Metoda pemilihan pengkajian kualitas artikel menggunakan instrument JBI (The Joanna Briggs Institute) exsperiment tools dan dengan panduan dari Preferred Reporting Systematic Reviews and Meta Analitic (PRISMA). Pada penelusuran awal dengan menggunakan kata kunci didapatkan artikel sebanyak 26.092. Selanjutnya dilakukan penelusu ran artikel yang ganda, sebanyak 70 artikel dimasukkan ke dalam tahap selanjutnya yaitu penelahaan full teks dan eligibilitas berdasarkan kriterai inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Hasil akhir didapatkan sebanyak 7 artikel penelitian yang memenuhi syarat kemudian dikaji kualitasnya dan disintesis dalam laporan akhir kajian pustaka ini. Berikut ini gambaran seleksi artikel menggunakan metode PRISMA :
HasilÂ
Dari 7 artikel yang dilakukan review terdapat beberapa intervensi upaya penataksanaan perubahan psikologis yang telah dilakukan untuk menghadapi lanjut usia di masa pensiun. Pada artikel (1) terdapat upaya untuk mengatasi stress dan permasalahan psikologis pada pensiunan dapat menggunakan metode MBSR yang dilakukan 8 minggu. Dalam artikel penelitian (2) Kecenderungan perubahan psikososial seperti: kendala interaksi, tempat tinggal, pengelolaan SDM,  dan hambatan penyesuaian diri dapat diatasi dengan oleh pemerintah dengan merancang kebijakan yang adaptif dan tidak diskriminatif. Pada Artikel (3) menunjukkan hasil melakukan literasi Kesehatan telah terbukti berpengaruh terhadap persepsi kesehatan terkait kecemasan dan rasa takut untuk memeriksakan  kesehatan  orang tua.  Selanjutnya dalam artikel (4) menunjukan hasil pentingnya dukungan  sosial  di akhir pekan pada usia 55-65 tahun, dan Inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan peluang interaksi social pada orang tua di masa pensiun. Pada artikel (5) menunjukkan mayoritas lansia di masa pensiun  ingin mandiri secara ekonomi dan terus bekerja sampai mereka tidak mampu melakukannya dan hanya sebagian dari mereka telah memasrahkan masa pensiun di tangan Tuhan. Pada artikel (6) kesejahteraan dimasa pensiun digambarkan dengan kondisi psikososial yang baik, antara lain kesadaran dan rasa syukur atas tubuh yang sehat dan berfungsi, pengalaman baru untuk bertindak, rasa hak pilihan yang tinggi, dan berada di tempat yang memiliki hubungan baik. Sedangkan pada artikel (7) menunjukkan keterlibatan seluruh peserta dalam program psikososial dengan tingkat reliabilitas yang sangat baik. Hasil menunjukkan program psikososial berpengaruh positif dengan perencanaan di masa pensiun. Berikut hasil penelusuran di gambar  3.2 :
Pembahasan