Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Praktik Ageisme Itu Diskriminatif dan Tidak Berkeadilan Sosial

25 Agustus 2023   19:08 Diperbarui: 26 Agustus 2023   00:02 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melamar kerja (Sumber: kompas.com/Andreas Lukas Altobeli)

Anda tentu mafhum kalau di desa cenderung banyak kegiatan massal. Misalnya pengajian, kerja bakti, dan pertemuan warga. Meskipun tak semua warga hadir, tetap saja yang hadir terhitung banyak. Yang berarti butuh gelas dan piring banyak untuk wadah suguhan.

Nah. Mulai dari persiapan (yaitu membersihkan peralatan makan dan minum sebelum dipakai) hingga mencucinya setelah acara usai, serta beberes tikar dan ruangan, semua dilakukan beramai-ramai.

Bagus sekali memang semangat kebersamaannya. Acap kali untuk semua kegiatan, poin yang terpenting justru bukan isi kegiatannya melainkan guyup rukun ngumpul-ngumpulnya.

Ada aturan tak tertulis bahwa urusan beberes, bersih-bersih, dan aneka rupa pekerjaan fisik yang berat-berat dilakukan oleh kaum muda. Kalangan tua dan tetua kampung tidak kebagian jatah itu. Sebuah aturan yang proporsional 'kan?

Akan tetapi, betapa malang nasib saya akibat aturan tak tertulis itu. Secara usia mestinya kejatah duduk manis atau melakukan tugas yang ringan-ringan.

Hanya saja, hobi mengenakan kostum serba jeans mengakibatkan saya tidak boleh duduk manis. Malah diarahkan untuk mengoordinasikan kaum muda yang bertugas.

Sementara ada beberapa orang yang seusia dengan saya, tetapi sudah diizinkan duduk manis. Amat wajar kalau saya kemudian ngedumel 'kan?

Negara Harus Ikut Campur

Pada awal tulisan saya sebutkan bahwa ada instansi pemerintah yang juga membatasi keterlibatan warga negara usia 45 plus dalam kegiatannya. Sementara faktanya, kegiatan yang diselenggarakan bisa diikuti mereka yang 45 plus itu.

Jangan dikira semua manula (manusia lanjut usia) itu lemah lunglai, dong. Kalau soal lemah lunglai, orang-orang muda pun ada yang lemah lunglai akut. Apa orang-orang yang mulai menua dianggap sudah tak punya hasrat untuk belajar dan mengembangkan diri?

Kalau memang kegiatan yang telah dirancang tidak cocok untuk para warga negara senior, ayolah buat kegiatan yang juga cocok untuk diikuti mereka. Jangan buru-buru berpikir bahwa mereka tak lagi aktif dan produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun