Pihak orang tua/wali siswa pun mestinya berterusterang saja bila punya keberatan-keberatan. Jangan malah marah-marah di medsos karena hal demikian justru tidak solutif.
Terlebih kalau di kemudian hari terbukti bahwa marah-marahnya karena salah paham belaka. 'Kan bikin malu anak dan diri sendiri? Sekaligus mempermalukan sekolah tempat anak belajar.
Sejauh pengalaman saya sebagai orang tua/wali siswa, sejak anak mulai bersekolah di TK hingga lulus SMK tahun ini, pada umumnya pihak sekolah kooperatif. Asalkan kita mau menyampaikan keberatan dengan cara santun dan disertai alasan-alasannya, niscaya pihak sekolah juga akan respek.
Demikianlah adanya. Harus diakui bahwa inti dari ribut-ribut perkara "wisuda" bagi anak sekolah, terkhusus yang masih TK dan SD, sesungguhnya adalah biaya dan istilah.
Apa boleh buat? Perkara biaya memang selalu menghantui dunia pendidikan. Jangankan biaya untuk kegiatan yang sifatnya seremonial. Yang merupakan biaya inti dari KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) saja kerap diprotes.
Hmm. Andai kata biaya pendidikan anak termasuk seremonial kelulusannya dibikin megah dan mewah, asalkan gratis, saya yakin tidak bakalan ada yang protes. Valid itu.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H