Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terkait Biaya Pendidikan Anak, Mari Jaga Marwah Anak!

22 Juni 2023   21:46 Diperbarui: 22 Juni 2023   21:54 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak awal saya merasa kurang sreg dengan penggunaan istilah wisuda bagi lulusan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Alasannya, secara makna istilah tersebut cocoknya hanya untuk peserta didik di jenjang perguruan tinggi.

Apesnya, saya malah punya pengalaman mengesalkan terkait istilah wisuda. Begini ceritanya.

Sewaktu anak saya lulus SD, pihak sekolah menulis "Pelepasan dan Penyerahan Kembali Siswa Kelas VI" di kain lebar yang menjadi latar belakang panggung. Eh, kok pihak fotografer malah mencantumkan tulisan "Wisuda Purna Siswa" pada hasil cetak fotonya.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina
Apa boleh buat? Mau sekesal apa pun, tetap tak bisa diralat 'kan? Nasi sudah menjadi bubur yang super halus.

Untunglah yang menyematkan istilah wisuda pihak fotografer. Jangan-jangan biaya acara seremonial perpisahan anak saya menjadi tinggi, jika yang menyematkannya pihak sekolah. Hehehe ...

Saya kok menjadi berpikiran liar. Acara seremonial kelulusan anak-anak sekolah berbiaya tinggi gara-gara disebut wisuda. Jadi, siapa tahu dengan disebut perpisahan atau pelepasan siswa seperti pada era zadoel, bentuk kegiatannya lebih simpel. Bukankah makin simpel makin sedikit pendanaannya?

Jangan buru-buru antipati demi mendengar bentuk simpel atas perayaan kelulusan sekolah. Simpel pun asalkan kreatif, tetap saja bisa keren dan mengesankan. Kiranya cuma perlu kreativitas dan ide out of the box.

Misalnya pengalaman ketika anak saya lulus TK. Tatkala itu acara kelulusan dilakukan massal oleh beberapa TK yang tergabung dalam satu gugus. Bentuk kegiatannya piknik ke bonbin plus pentas seni di situ.

Jadi sebelum acara bebas berkeliling bonbin, tiap TK menampilkan dua tarian. Para penari berdandan di sekolah masing-masing, lalu bersama-sama teman mereka yang tidak ikut tampil, berangkat ke bonbin dalam satu bus. Mereka didampingi para guru, pelatih tari, dan perias.

Di mana para orang tua? Naik bus juga, dong. Di belakang bus yang dinaiki anak-anak. Selain demi efektivitas, tujuannya melatih kemandirian anak juga.

Adapun titik kumpul dengan TK-TK lainnya langsung di parkiran bonbin. Biayanya? Saya tidak ingat persis besarannya. Namun, yang jelas murah meriah sekali. Sebab biaya aslinya memang tidak mahal, masih ketambahan pula dengan adanya beberapa donatur dari kalangan orang tua yang mampu dan baik hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun