Qodarullah, saya berhasil memenangkan Give Away tersebut. Setelah peci goni berlogo NU tiba di tangan, saya segera memotretnya dan menghubungi adik. Â
Saya perlu memastikan dulu apakah dia mau menerimanya atau tidak. Siapa tahu dia tidak mau? Ternyata dia malah antusias menerimanya karena logo NU itu.
Katanya, "Mau, dong. Nanti bisa kupakai ke masjid. Ke acara diskusi-diskusi juga. 'Kan kalau menjadi NU temannya banyak. Dengan memakai ini, aku seperti berkirim pesan ke orang-orang. Ini lho, aku NU. Siap menjadi temanmu."
Seketika saya tertawa-tawa mendengar perkataannya. Mendadak NU dia. Macam politisi saja. Ops!
Namun, ada benarnya juga kalau dia mengatakan NU banyak temannya. Bukankah kita sama-sama bisa menyaksikan kiprah NU selama ini? Di tengah silang sengkarut kehidupan berbangsa dan bernegara?
Kiranya tidak salah jika dikatakan bahwa NU tidak semata-mata merupakan organisasi berbasis keagamaan. Lebih dari itu, NU telah menjadi paguyuban bagi masyarakat Indonesia yang majemuk. Yang tak terasa, semua telah terjalani selama seabad.
Tentu sebagai rakyat Indonesia, saya berharap sampai kapan pun NU tetap saudaraan secara hangat dengan semua kalangan. Entah yang beragama Islam atau tidak. Entah apa pun warna keislamannya. Terkhusus dengan Muhammadiyah.
Nahdliyin generasi baru hendaknya dipahamkan tentang sejarah berdirinya NU sehingga tidak terbawa arus untuk memelihara suuzon kepada Muhammadiyah. Mereka yang bukan Nahdliyin pun harus dipahamkan.
Bukan rahasia lagi bahwa sekarang kerap ada pendikotomian tajam di antara keduanya. Jadi saya harap NU mampu memusnahkan segala suuzon itu, baik dalam arti pasif maupun aktif. Maksudnya tidak bersuuzon sekaligus mampu menghapus suuzon yang ditujukan kepadanya.
Tentu salah satu yang paling krusial adalah mengenai pemahaman terhadap konsep Islam Nusantara. Sejauh pengamatan saya, kesalahpahaman khalayak atas definisi Islam Nusantara cukup mereduksi kesan baik terhadap NU.
Sekali lagi, sekarang bukan saatnya lagi untuk gontok-gontokan demi menunjukkan siapa yang terbaik. Bukankah semua sama baik? Sekarang dunia bergerak cepat. Daripada energi habis untuk berkelahi, lebih baik dimanfaatkan untuk bersinergi. Untuk sama-sama membangun negeri ini.