Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mau Ada Program Kompor Listrik? Boleh-boleh Saja, Sih

22 September 2022   23:43 Diperbarui: 23 September 2022   15:53 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara berencana selalu mengandalkan bantuan orang lain, siapa pun itu, rasanya konyol. Kan orang lain tidak selamanya ada di sekeliling kita saat gas habis.  

Semua itu masih ditambahi kondisi dapur yang teramat sempit, yang saya yakini tidak kondusif untuk kompor gas. Terlebih kalau malam tiba, sepeda motor kami juga disimpan di dapur. Saya takut terjadi ledakan.

Mungkin sikap saya berlebihan dan tidak masuk akal. Namun, yang jelas hati ini belum sreg untuk melakukan konversi dari kompor minyak tanah ke kompor gas. Belum bisa merasa nyaman dan aman dengan kompor gas.

Alhasil, saya tetap lanjut dengan kompor minyak tanah. Saya berani memutuskan begitu karena warung kelontong dekat rumah masih menjual minyak tanah dengan harga wajar.

Apakah berarti saya menelantarkan tabung melon dan kompor gas bantuan pemerintah? Syukurlah tidak. Karena beberapa waktu kemudian, keduanya saya berikan kepada kakak ipar yang amat membutuhkan, tetapi justru tidak kebagian jatah. Klop 'kan?

Tahun demi tahun pun berjalan. Hingga lama-kelamaan minyak tanah makin susah saya akses. 

Qodarullah ketika bertandang ke rumah seorang tetangga jauh untuk suatu urusan, saya melihatnya memasak dengan kompor listrik.

Ia bilang sedang kehabisan gas dan sudah telanjur meracik bahan masakan. Jadi, terpaksa mengeluarkan kompor listriknya dari lemari penyimpanan.

Jodoh memang tak ke mana. Saya tertarik pada pandangan pertama. Kemudian bertanya-tanya detil terkait keamanan serta besaran watt dan rupiah yang mesti dikeluarkan, bila mempergunakan kompor listrik.

Pada saat itu pun saya menjadi paham bahwa ternyata, kompor listrik yang dimilikinya tak perlu perkakas dapur khusus. Asalkan bagian bawahnya datar dan tidak dibuat dari bahan yang anti panas-anti api, insyaallah aman.

Singkat cerita, saya kemudian membeli kompor listrik yang model dan merknya sama persis dengan milik tetangga. Dengan pertimbangan, kalau ada apa-apa saya gampang mengonsultasikannya dengan tetangga tersebut. Saya main aman, dong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun