Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mau Ada Program Kompor Listrik? Boleh-boleh Saja, Sih

22 September 2022   23:43 Diperbarui: 23 September 2022   15:53 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andai kata Kompasiana tidak menjadikan kabar perihal Program Kompor Listrik sebagai topik pilihan, kemungkinan besar saya tidak tersadarkan kalau sudah hampir 10 tahun mempergunakan kompor listrik.

Alangkah cepat waktu melaju. Tahu-tahu sudah satu dekade saja saya move on dari kompor minyak tanah.

Lalu setelah saya ingat-ingat, selama 10 tahun itu sudah tiga kompor listrik yang saya "konsumsi". Adapun yang sekarang saya pakai merupakan kompor listrik ketiga. 

Nah. Sebagai pengguna kompor listrik, ada beberapa pengalaman yang rasanya perlu saya bagikan di sini. Siapa tahu bisa sedikit mengurai keresahan Anda sekalian terkait adanya Program Kompor Listrik?

Syukur-syukur ada pemangku kebijakan yang ikutan baca tulisan ini. Jadi, curhatan saya terkait kompor listrik bisa dijadikan bahan evaluasi dan masukan dari akar rumput masyarakat.

Alasan Memakai Kompor Listrik

Mengapa saya memutuskan untuk memakai kompor listrik? Sejak kapan? Apa gara-gara dahulu tidak mendapatkan jatah bantuan kompor gas dan tabung melon?

Seperti yang tersampaikan sebelumnya, kurang lebih saya telah 10 tahun mempergunakan kompor listrik. Waktu persisnya lupa. Kemungkinan antara tahun 2012-2013. Ketika minyak tanah sudah betul-betul sulit saya akses.

Sebetulnya saat pemerintah membagikan kompor gas beserta tabung melonnya, saya kebagian jatah. Akan tetapi, tatkala itu saya tidak siap mental untuk beralih ke kompor gas.

Mungkin karena sama sekali tidak punya pengalaman dengan kompor gas. Ketika diajari cara mempergunakannya, saya memang langsung paham. Hanya saja hati ini ragu-ragu. Merasa tidak mampu memasang tabung baru secara baik dan benar, bila gas habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun