Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jalan-Jalan Pintar Melintasi Sejarah tentang Sumbu Filosofi dan Cagar Budaya

8 September 2022   21:54 Diperbarui: 8 September 2022   22:11 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Slot 3 dan pemandu/Dokpri Agustina

Namanya juga jalan-jalan pintar melintasi sejarah. Pastilah tak sama dengan jalan-jalan pada umumnya. Bahkan sejarah yang dilintasi pun spesifik, yaitu tentang Sumbu Filosofi dan Cagar Budaya.

Jadi, rute Jalan-jalan Pintar Melintasi Sejarah Tentang Sumbu Filosofi dan Cagar Budaya terbatas pada tempat-tempat yang merupakan elemen Sumbu Filosofi. Tujuannya pastilah untuk sosialisasi ke khalayak ramai mengenai Sumbu Filosofi.

Peta rute JJP/Dokpri Agustina
Peta rute JJP/Dokpri Agustina

Lalu, Sumbu Filosofi itu apa?

Secara ringkas, Sumbu Filosofi adalah konsep penataan tata ruang Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang disusun berdasarkan daur hidup manusia. Daur hidup manusia yang dimaksud berupa kelahiran (sangkan), pernikahan (kedewasaan), dan kembali kepada Sang Pencipta (paran). Yang semuanya membentuk tata nilai Sangkan Paraning Dumadi.

Nah. Konsep Sumbu Filosofi tersebut oleh Sri Sultan Hamengku Buwana 1 diwujudkan ke dalam bentuk bangunan-bangunan Panggung Krapyak,  Kraton Yogyakarta, dan Tugu Golong Gilig (Tugu Pal Putih). Ketiganya merupakan atribut utama Sumbu Filosofi dan berada pada satu garis lurus. Yang pastinya masing-masing menyimbolkan makna-makna tertentu. 

Panggung Krapyak/Dokpri Agustina
Panggung Krapyak/Dokpri Agustina

Alhasil, acara Jalan-jalan Pintar Melintasi Sejarah Tentang Sumbu Filosofi dan Cagar Budaya pun dimulai dari Panggung Krapyak (tenar pula dengan sebutan Kandang Menjangan), melintasi Kraton Yogyakarta, dan diakhiri di Tugu Golong Gilig.

Plus tentunya ...

Melintasi sejumlah area penyangga Sumbu Filosofi. Area penyangga yang dimaksud adalah ruas jalan Gebayanan, Plengkung Nirbaya (lebih populer disebut Plengkung Gading), alun-alun kidul (alkid) Kompleks Pemandian Tamansari, Pasar Ngasem, Plengkung Jagasura, alun-alun lor (altara), dan Ingkang Kagungan Ndalem Masjid Gedhe Kauman.

Sudah pasti sesuai aturan berlalu lintas, kami tidak lanjut ke utara (ke Jalan Malioboro) ketika tiba di perempatan Titik Nol. Jangan lupa. Kami tidak literary berjalan, tetapi naik sepeda motor. Sementara arus lalu lintas di Jalan Malioboro hanya satu arah, yaitu ke arah selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun