Kuota peserta terpenuhi dengan cepat sejak pelaksanaan hari pertama hingga hari terakhir (hari kelima). Amat mungkin panitia sampai menolak sejumlah pendaftar sebab tak ada lagi kuota tersisa.
Bukankah itu menunjukkan bahwa rasa ingin tahu masyarakat terhadap Sumbu Filosofi sangat besar?
Perlu diketahui, per hari ada lima grup yang melakukan jalan-jalan pintar. Tiap grup beranggotakan 10-12 orang. Jam pemberangkatan, yaitu dari Panggung Krapyak, paling awal pukul 10.00 WIB. Sementara yang paling akhir pukul 14.00 WIB.
Saya kebetulan mendapatkan jadwal pada hari terakhir dan masuk slot 3. Pas siang bolong jelang tengah hari dan matahari sedang garang-garangnya. Akibatnya, sampai malam sekujur tubuh ini serasa panas terbakar matahari. Syukurlah tidak sampai disertai sakit kepala.
Apakah saya menyesal karena kepanasan? Tentu tidak. Apakah jalan-jalan pintarnya menyenangkan? Hmm. Lumayanlah. Walaupun apa yang saya peroleh tidak sesuai ekspektasi, rasa senang itu tetap ada.
Mengapa? Karena saya bisa satu kloter (satu kelompok stateran motor) dengan empat anggota KJOG - Kompasianer Jogja. Jadinya seperti dolan bareng teman satu gengs, tapi difasilitasi pihak lain. Hehehe ....
Itu semacam rezeki nomplok, lho. Mengingat kami mendaftar secara mandiri. Perorangan. Bukan atas nama komunitas. Alhasil, acara jalan-jalan pintar hari terakhir slot 3 didominasi oleh KJOG.
O, ya. Saya merasa acara jalan-jalan pintar itu tidak sesuai ekspektasi karena para peserta tidak diajak singgah di Kraton Yogyakarta ataupun sekadar berhenti di alun-alun, baik yang kidul (selatan) maupun yang lor (utara).
Saya dan peserta lain yang terhimpun dalam slot 3 hari itu rupanya salah paham. Sama-sama berpikiran kalau kami bakalan sebentar-sebentar berhenti di titik-titik yang menjadi atribut utama Sumbu Filosofi, juga yang merupakan area pendukungnya.
Untunglah saja semua titik yang tak disinggahi itu sudah pernah saya pakai untuk pepotoan. Jadinya ya tidak kecewa-kecewa amat. Namun, bagi peserta lain yang sama sekali belum pernah singgah ya cukup bikin kecewa. Terlebih yang jauh-jauh datang dari luar kota.
Mungkin semacam kena prank? Hehehe .... Atau bisa jadi, karena yang dipakai kata "melintasi"? Bukan "mampir" atau "singgah".