Pintu itu benar-benar didobrak dan kekuatan yang mendobraknya tidak main-main.
Itu seperti kepala yang mendobrak pintu bukan tubuh.
Eva mundur dan menunggu sampai pintu itu tidak bisa bertahan.
Pada saat itu, dia mendengar suara lain yang kali ini datang tepat dari sampingnya.
"Di belakangmu...."
Ekspresi Eva yang dipenuhi tekad itu luntur. Dia memucat saat melihat tidak ada siapapun di sisinya dan saat dia hendak menoleh ke belakang, teriakan memekakkan telinga memenuhi ruangan.
Eva terguncang dan pulpen di tangannya terjatuh. Kesadarannya tidak bisa bertahan dan dia jatuh pingsan karena kejutan yang tak terlukiskan.
***
ReiRei melihat pintu penyok itu dengan bingung. Dia tidak mengerti bagaimana pintu besi bisa dipenyokkan sedemikian rupa. Dia melirik ke koridor dan merasa lantai ini lebih berbahaya daripada dua lantai yang dia jelajahi sebelumnya.
Dia berada di lantai terakhir dan hanya ada tangga ke atap dengan pintu terkunci, jadi dia menjelajahi lantai ini dan menemukan kamar dengan pintu yang sudah penyok seperti didobrak oleh sesuatu yang sangat kuat.
ReiRei, yang hendak mengetuk pintu, berhenti karena dia merasakan ada sesuatu yang hidup di dalam.