"Di belakangmu...."
"Apa?!" ReiRei terperanjat dan secara naluriah mencoba menoleh ke belakang, tetapi sesuatu seperti menahannya untuk tidak berbalik.
Dia melirik ke bayangan di bawahnya, masuk akal jika dirinya sebagai hantu tidak punya bayangan, tetapi dia memilikinya dan itu lebih aneh lagi.
Bayangannya memanjang dan itu menunjukkan sesuatu yang besar sedang bersandar di punggungnya.
"Di belakangmu...."
Suara samar itu muncul lagi seolah pemiliknya sedang berdiri di sebelahnya dan memperingatkannya.
"Bukankah aku hantu? Kenapa aku masih merasa takut? Tidak, keberadaan di belakangku jauh lebih menakutkan daripada diriku sendiri!" pikir ReiRei segera memikirkan cara untuk melepaskan diri dari benda di belakangnya.
Dia melangkah ke depan dan menemukan tak ada halangan untuk pergerakannya selain dirinya tidak bisa berbalik atau menoleh.
ReiRei mengetuk pintu kamar di depannya untuk mencaritahu apakah dia memiliki tetangga yang ramah untuk membantunya. Dia menunggu lama dan tidak menerima jawaban, lalu terus melanjutkan ke pintu kamar berikutnya dan melakukan hal yang sama sampai ujung koridor di mana tangga berada.
ReiRei menghapal nomor setiap kamar yang baru saja dia lewati. Nomor kamarnya sendiri adalah 707. Dia tidak tahu ada berapa banyak kamar di gedung ini, tetapi dia yakin ada sesuatu yang menakutkan yang mengintai di dalam gedung ini.
"Aku harus segera menemukan Pankoc! Dia harus baik-baik saja!"