Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adakah Kehendak Bebas Manusia? Atau Hanya Ilusi?

16 September 2018   07:49 Diperbarui: 16 September 2018   10:36 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: indoskeptics.wordpress.com

Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keberadaan kehendak bebas atau free will mulai dipertanyakan. Apakah setiap individu manusia memang mempunyai kehendak bebas masing-masing yang unik dan spesial?

Sebelum masuk bahasan tentang kehendak bebas, sebaiknya kita uji dahulu mengenai manusia yang katanya individu tersebut. Apakah manusia benar-benar mahluk individu? Kata tersebut dari bahasa inggris, yaitu individual, yang arti harafiahnya adalah sesuatu yang tidak dapat dibagi. Saya, sebagai "in-dividual" adalah pribadi dua bagian dalam satu kesatuan.

Ini bisa dikatakan bahwa manusia adalah mahluk dividual dalam dirinya yang satu. Sebab, faktanya otak manusia yang merupakan bagian sangat penting dan pusat kehendak bebas, vterdiri dari dua bagian, yaitu bagian kiri dan kanan. Otak bagian kanan mengontrol otot tubuh bagian kiri, sebaliknya yang kiri mengontrol bagian kanan. Itulah mengapa bila seseorang mengalami serangan stroke dibagian kanan otaknya, maka anggota tuguh baian kiri akan mengalami gangguan motorik.

Begitu juga dengan emosi dan daya pikir manusia. Terjadi perbedaan derajat kemampuan di antara kedua bagian otak tersebut. Belahan otak kiri, kuat dalam kemampuan berbicara dan berlogika secara bagus dan teratur. Sementara itu, belahan otak bagian kanan bertanggung jawab atas kemampuan spasial; meliputi pengenalan wajah dan pengolahan musik.

Selain itu, suara dalam hati saat kita berpikir untuk memutuskan sesuatu sesuai dengan kehendak bebas, juga tidak berupa satu suara. Selalu muncul dua suara yang bertentangan sebelum kita memutuskan mendengar dan mengikuti salah satunya.

Jadi, pada dasarnya manusia bukan mahluk ansih satu individu, namun mahluk dividual yang selalu bertentangan dalam satu pribadi, satu tubuh dan satu jiwa.

Manusia, Mahluk Algoritma Biologis.

Fakta science menunjukan bahwa setiap proses yang terjadi pada kehendak bebas manusia, sejatinya hanyalah proses electrochemical dalam otak. Proses ini terjadi karena adanya pemicunya, dan kemudian menghasilkan output tertentu atau output acak, atau kombinasi keduanya. Namun proses ini tidak terjadi secara bebas. Tidak ada kehendak bebas yang mendasarinya.

Memang benar, bahwa manusia bertindak sesuai dengan keinginannya. Jika kehendak bebas atau free will diartikan kemampuan untuk bertindak sesuai keinginannya, maka benar, manusia mempunyai free will. Sama seperti monyet, anjing, burung dan binatang lainnya.

Namun, pertanyaannya sesungguhnya bukan pada manusia, monyet atau burung dapat bertindak sesuai keinginan dari dalam dirinya, akan tetapi apakah manusia atau binatang tersebut mampu mempunyai pilihan keinginan di saat awal. Mengapa seekor monyet memilih makan pisang dari pada kacang yang keduanya tersedia? Mengapa seseorang memukul teman yang mengejeknya dan bukannya pergi menjauh darinya?

Mengapa para 'cebong' masih suka dan setia sekali dengan Jokowi dan benci Prabowo? Dan mengapa para 'kampret' begitu benci kepada Jokowi, dan memilih Prabowo? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun