Mohon tunggu...
agus suryadi
agus suryadi Mohon Tunggu... Pengajar/Guru SD -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Dongeng] Asal Usul Pisang Batu dan Pisang Emas

11 Oktober 2018   01:46 Diperbarui: 11 Oktober 2018   02:12 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan suara itu menghilang bersama gumpalan awan yang terbawa oleh hembusan angin.

Ternyata itu adalah suara Dewata yang mendengarkan pembicaraan antara pisang Hitam dan pisang Berlian.

Tiba-tiba saja nenek tua itu terbangun dari tidurnya, ia benar-benar merasa kaget. Antara percaya dan tidak percaya.

"Apakah tadi aku bermimpi? Tetapi sungguh mimpiku itu seperti nyata ... dan pohong pisang itu?"gumannya penuh tandatanya.

Matanya  menatap dua buah pohon pisang yang ada dihadapannya, ada yang berubah dengan kedua pohon pisang itu. Sebelum ia tertidur ia yakin buah pisang yang menggantung itu berwarna hitam legam, tetapi sekarang ... buah pisang itu berwarna keemasan, dan pohon pisang yang di sebelahnya, sebelum ia tertidur, buahnya berkilauan dan terlihat cemerlang ... tetapi sekarang berubah, warnanya tidak lagi indah dipandang.

"Mungkinkah ini hadiah dari Dewata?, oh terima kasih atas kemurahan hati-Mu, izinkan aku menebang dan memakan buahmu," nenek tersenyum, tergambar kebahagiaan di dalam senyumnya.

Dan buah dari kesombongan telah di terima oleh pisang Berlian yang berubah menjadi pisang Batu, dan buah dari kebaikan telah diterima oleh pisang Hitam yang berubah menjadi pisang Emas.

www.seasite.niu.edu
www.seasite.niu.edu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun