Mohon tunggu...
agus suryadi
agus suryadi Mohon Tunggu... Pengajar/Guru SD -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Dongeng] Asal Usul Pisang Batu dan Pisang Emas

11 Oktober 2018   01:46 Diperbarui: 11 Oktober 2018   02:12 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya aku pohon pisang hitam, nenek lapar ya? Kalau nenek lapar, tebang saja pohon pisang Berlian, aku yakin dia bersedia untuk ditebang dan dibawa pulang, bukan begitu Berlian?" kata pohon pisang hitam sambil matanya menatap pohon pisang Berlian.

"Eh ... enak saja kau Hitam! aku ini pisang Dewata, tidak mungkin ditebang dan dimakan oleh rakyat jelata, apalagi oleh nenek tua renta dan jelek seperti dia, tidak mungkin! ... aku tidak mau!" kata pisang berlian, wajahnya cemberut dan terlihat sangat tidak suka dengan permintaan si Hitam

"Kamu tidak boleh begitu Berlian, kasihan si nenek tua itu, dia sangat kelaparan, lagian juga tidak mungkin Dewata marah jika yang menebang itu adalah seorang nenek tua yang kelaparan, jika saja aku enak untuk di makan dan dagingku tidak pahit, aku akan merelakan tubuhku untuk di tebang dan buahku di makan, sayang sekali rasaku tidak enak untuk dimakan," pisang hitam terus membujuk Berlian.

"Sekali tidak tetap tidak, aku adalah pisang terlezat, tidak sudi di tebang dan di makan nenek tua renta itu ... kamu saja hitam, penampilanmu sama jeleknya dengan si nenek tua itu! .. hahahaaa," berlian tertawa puas, ia telah menghina dan mencaci si hitam dan nenek tua.

"Sudah ... sudah ... kalian jangan berkelahi, tidak ada gunanya kalian berkelahi, wahai pisang berlian, aku memeng tua, tetap jangan kau hina aku seperti itu, sekalipun Dewata mengijinkan aku untuk menebang tubuhmu, aku tidak akan sudi memakan dirimu, kau pisang yang sangat sombong dan tinggi hati." Nenek sangat sedih dengan hinaan pisang berlian

"Dan kau pisang hitam, hatimu sungguh sangat mulia, semoga Dewata memberikan keajaiban untukmu, hatimu sungguh sangat penuh cinta kasih bagaikan emas ..." nenek tersenyum menatap si hitam.

Baru saja si nenek selesai berbicara, tiba-tiba angin bertiup kencang dan langit yang cerah berubah gelap, dari dalam kegelapan munculah cahaya yang sangat terang ... dan dari dalam cahaya itu terdengar suara yang sangat lembut.

"Wahai kau pisang Berlian, aku telah mendengarkan pembicaraanmu dengan si hitam, sungguh hatimu sangat tidak elok dan berperasaan, kau mempunyai sifat yang sombong dan bangga dengan penampilamnu. Aku sungguh sangat kecewa dengan sikapmu. Dan kau hitam, ada kelembutan dalam hatimu, kau sungguh penuh rasa iba dan kasih sayang, aku sungguh bangga paadamu hitam."

Suara itu terdengar sangat lembut, terdengar oleh si Hitam .. tetapi bagi berlian itu sungguh sangat memekakan telinganya, ia sungguh tidak menyangka jika Dewata akan sangat marah dengan sikap sombongnya.

"Mulai saat ini, aku akan menghukummu Berlian, aku akan mengganti bulir-bulir lembut yang ada di dalam buahmu menjadi seperti batu, dan rasamu-pun tidak akan selezat seperti sekarang, itu adalah hukuman yang sangat pantas untuk sikap sombongmu. Sekarang kau ku beri nama Pisang Batu."

"Sedangkan kau hitam, sebagai hadiah dari sikapmu yang baik hati serta lembut, aku akan mengganti warnamu kulitmu yang hitam legam menjadi berkilau seperti emas, sama berkilaunya seperti hatimu, dan engkau akan mempunyai rasa yang lembut, sama seperti lembutnya perasaanmu. Kau ku beri nama Pisang Emas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun