Mohon tunggu...
agus suryadi
agus suryadi Mohon Tunggu... Pengajar/Guru SD -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Dongeng] Asal Usul Pisang Batu dan Pisang Emas

11 Oktober 2018   01:46 Diperbarui: 11 Oktober 2018   02:12 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Huf ... lumayan cape juga, tapi aku tak mau menyerah, aku akan tetap ikut menuju hutan dan memanen buah pisang, mungkin saja ada buah pisang yang masih tersisa," nenek tua berbicara dalam hatinya.

Sesampainya di hutan, masyarakat sibuk memanen buah pisang, mereka berebut untuk mendapatkan pisang yang mereka sukai, pisang yang sudah mereka tebang, mereka masukan ke dalam keranjang, setelah puas memanen mereka kembali pulang, hanya ada dua jenis pisang yang tersisa, yaitu pisang hitam dan pisang Berlian. Mereka tahu, itu adalah pisang yang tidak mungkin mereka panen, pisang hitam adalah pisang yang sangat tidak enak sedangkan pisang berlian adalah pisang miliknya para Dewata.

Ketika masyarakat mulai kembali pulang, justru nenek tua baru saja sampai di hutan, wajahnya sangat lelah dan terlihat sangat lapar, dia sudah melewati perjalanan jauh dengan kondisi badan yang kurang sehat.

"Wah ... sudah tidak ada lagi pohon pisang yang tersisa, padahal aku sudah sangat lapar, bagaimana ini? Haruskah aku kembali pulang? Huhh" wajah nenek sangat kecewa.

Ia memutuskan untuk istirahat sejenak melepas lelah. Matanya memandang tumpukan pohon pisang yang sudah habis di tebang. Hanya bonggol dan daun pisang yang tersisa. Lalu matanya tertuju pada dua pohon pisang yang masih berdiri tegak, pohon pisang Hitam dan pohon pisang Berlian.

"Tidak mungkin aku harus menebang dan memakan buah pisang hitam, karena ia mempunyai rasa yang sangat tidak enak, dan, mana mungkin juga aku berani menebang pohon pisang Berlian, pohon pisang milik para Dewata, yang menurut kepercayaan mempunyai bulir-bulir yang sangat lezat di dalamnya? Aku takut ..." kembali nenek berkata dalam hatinya.

Karena sangat lelah, si nenekpun tertidur di antara tumpukan pohon pisang.

Dalam tidurnya nenek bermimpi jika pohon itu bisa berbicara.

"Hai nenek yang terlihat lelah, bangunlah ... ini aku, si hitam," kata pohon pisang hitam.

"Lho ... kamu bisa berbicara pohon pisang?" kata si nenek.

Nenek menjawab pertanyaan si hitam, tangannya mengucek-ngucek matanya, serasa tidak percaya jika pohon pisang itu bisa berbicara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun