Mohon tunggu...
Agus Nana Nuryana
Agus Nana Nuryana Mohon Tunggu... Guru - Pengguna

Praktisi dan Pemerhati Pendidikan di MTs Cijangkar Ciawi Tasikmalaya Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru Beda

9 April 2019   08:28 Diperbarui: 14 Mei 2019   09:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini banyak stigma negatif yang ditujukan kepada guru yang dinilai belum bisa meningkatkan kualitas pendidikan sedangkan kesejahteraanya sudah diperhatikan dan ditingkatkan oleh pemerintah walaupun belum merata dirasakan oleh semua guru. 

Bahkan dikalangan guru dikenal beberapa penyakit mental yang dimiliki seperti yang disampaikan oleh Mulyasa antara lain: Virus EBOLA (Enggan Belajar Otaknya Lamban), TBC (Tidak Bisa Computer), Kurap (Kurang Aplikatif), Kudis (Kurang Disiplin), Asma (Asal Masuk), Hipertensi (Hiruk Persoalkan Tentang Sertifikasi), Mual (Mutu Ujian Amat Lemah), Asam Urat (Asal Selesai Mengajar, Materi Usang Kurang Akurat), Kram (Kurang Terampil), Gatal (Galau Tanpa Alasan), Tipus (Tidak Punya Selera), Koreng (Kurang Objektif, Ribet, Enggan Bertanggung jawab), Virus SMS (Susah Melihat Orang Lain Senang), Lesu (Lemah Sumber), Liper (Lemah Ilmu Pengetahuan, Empati Rendah), Diabetes (Dihadapan Anak Bekerja Tidak Serius).

Diakui atau tidak saat ini masih banyak guru yang mengidap penyakit mental tersebut, kalau guru sudah bisa mengatasi penyakit-penyakit mental yang dituliskan di atas, maka guru tersebut patut disebut guru beda. Menjadi guru beda menjadi keniscayaan bagi siapa saja yang berprofesi sebagai guru yang dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan cita-cita bangsa ditengah persaingan global yang tidak bisa dibendung akibat semakin pesatnya kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi saat ini. 

Sebagai negara yang memiliki kepribadian dan beragama kita tidak bisa menerima begitu saja pengaruh global yang saat ini berseliweran, oleh karena itu kita harus menyiapkan putra-putri bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing secara global namun juga dibekali dengan norma-norma atau karakter baik bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 

Mudah-mudahan semakin banyak guru yang membuka dirinya untuk menjadi guru beda demi terwujudnya Negara Kasatuan Republik Indonesia yang baldatun warobbungofur. Amin

*Guru Matematika di MTs Cijangkar Ciawi dan Pembina ekskul Jurnalistik MTs Cijangkar, blog bisa dikunjungi http://www.jurnalistikmtscijangkar.blogspot.com

Penulis juga aktif mengelola blog pribadi bertema Pendidikan Karakter dan dapat di kunjungi di http://www.agusnananuryana2.blogspot.com

*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui http://www.gokalimah.com

*Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI (Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://www. pergumapi.or.id

*Penulis juga aktif di komunitas Gumeulis (Guru Menulis) Tasikmalaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun