2. Menerapkan Growth Mindset
Growth mindset, atau pola pikir berkembang, adalah gagasan bahwa kecerdasan dan kemampuan seseorang bisa berkembang melalui usaha dan dedikasi.Â
Dengan pola pikir ini, siswa tidak takut menghadapi kegagalan dan justru melihatnya sebagai bagian dari proses belajar yang akan membantu mereka menjadi lebih baik.
3. Pembelajaran Emosional dan Sosial
Pembelajaran ini memberikan siswa keterampilan untuk mengelola emosi, membangun hubungan positif, dan menghadapi tantangan secara produktif. Ketika siswa mampu mengelola emosi, mereka lebih mudah untuk menghadapi tekanan dan menjadi lebih tangguh.
Kesimpulan
Kegigihan adalah kualitas yang akan selalu relevan di segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Seperti karakter dalam film Sisu, siswa juga perlu memiliki ketangguhan dalam menghadapi berbagai situasi sulit.Â
Nilai sisu dalam pendidikan mengajarkan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses menuju kesuksesan. Pendidikan yang menanamkan nilai ketangguhan akan menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki kekuatan batin untuk bertahan di tengah kesulitan hidup.
Kita banyak memiliki kisah sejarah yang menginspirasi tentang keuletan dan kegigihan dari para pendahulu kita, kisah RA Kartini yang gigih berjuang untuk pendidikan perempuan. Kisah Jenderal Sudirman yang terus memimpin perang gerilya melawan penjajah Belanda, bahkan ketika sakit parah.Â
Atau kisah dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata mencerminkan semangat pantang menyerah sekelompok anak dari Belitung yang berjuang keras demi pendidikan, yang telah sukses difilmkan. Adalah segelintir kisah yang tidak kalah mendalamnya dari filosofi Sisu, ini menjadi modal karakter yang bisa kita tanamkan pada generasi mendatang.
Dengan semangat ini, mari kita membangun pendidikan yang lebih inklusif, mengajarkan ketekunan, dan mempersiapkan generasi yang siap menghadapi dunia dengan keberanian dan ketangguhan.