Saya hanya mengenal manakan awetan tradisioanal yang biasa orang tua kami buat, inilah dia manisan buah pepaya atau buah pala. Setelah jadi makanan ini bisa bertahan lama sebagai makanan cemilan dikala santai, seperti nonton televisi bersama keluarga atau sekedar sajian ringan untuk tamu.
Selain manisan sebenarnya masih banyak makanan awetan khas kampung yang saya kenal seperti wajik nanas, wajik ketan, dodol yang bisa terbuat dari berbagai bahan dan masih banyak lagi.
Tapi untuk tantangan menulis kali ini, saya coba fokus pada dua jenis manisan buah yaitu manisan pepaya atau manisan pala. Selain rasanya yang unik manisan pepaya memiliki khasiat melancarkan pencernaan dan manisan pala memiliki khasiat mengatasi gangguan tidur.
Kedua makanan ini adalah jenis makanan awetan tradisional yang populer di berbagai daerah di Indonesia. Proses pembuatan manisan tradisional memanfaatkan gula dan garam untuk mengawetkan buah sehingga bisa bertahan lama.
Cara Membuat Manisan Pepaya Kering
Bahan-bahan:
1. Pepaya mengkal (setengah matang), 1 buah besar
2. Gula pasir, 500 gram
3. Air kapur sirih, 1 liter (untuk merendam pepaya)
4. Garam, secukupnya
5. Pewarna makanan (opsional, biasanya merah atau kuning)
Langkah-langkah:
1. Kupas pepaya, cuci bersih, lalu potong-potong sesuai selera (biasanya dipotong panjang).
2. Rendam potongan pepaya dalam air kapur sirih selama 1-2 jam. Tujuannya adalah agar pepaya lebih renyah dan tidak lembek.
3. Setelah direndam, cuci pepaya hingga bersih dari kapur sirih.
4. Rebus air dengan gula hingga gula larut dan membentuk sirup kental.
5. Masukkan pepaya yang sudah bersih ke dalam air gula, masak hingga pepaya terlihat transparan dan gula terserap sempurna.
6. Angkat pepaya dan tiriskan. Jemur pepaya di bawah sinar matahari hingga kering (bisa memakan waktu 1-2 hari).
7. Setelah kering, simpan manisan dalam wadah kedap udara.
Cara Membuat Manisan Buah Pala Kering
Bahan-bahan:
1. Buah pala muda, 500 gram (diiris tipis)
2. Gula pasir, 500 gram
3. Garam, 1 sendok teh
4. Air kapur sirih, 1 liter (untuk merendam buah)
5. Air, secukupnya
Langkah-langkah:
1. Kupas kulit buah pala, ambil bagian daging buahnya, dan iris tipis.
2. Rendam irisan buah pala dalam air kapur sirih selama 30 menit untuk mengurangi rasa pahit.
3. Cuci bersih buah pala dari air kapur.
4. Rebus air hingga mendidih, masukkan buah pala, dan tambahkan garam. Rebus sebentar, lalu tiriskan.
5. Campurkan buah pala dengan gula pasir dan biarkan selama beberapa jam hingga gula meresap.
6. Rebus buah pala bersama air gula hingga gula larut dan meresap ke dalam buah.
7. Jemur buah pala di bawah sinar matahari hingga kering, bisa memakan waktu 1-2 hari.
8. Simpan manisan pala kering dalam wadah yang tertutup rapat.
Dengan proses ini, manisan pepaya dan manisan buah pala bisa bertahan lama karena pengawetan dengan gula dan pengeringan. Orang tua saya menggunakan metode ini dan beberapa variasinya untuk membuat manisan tersebut secara tradisional.
Makanan Tradisional yang Sarat Makna
Makanan awetan manisan pepaya atau manisan buah pala adalah bagian dari warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai tradisional. Bagi banyak keluarga di Indonesia, membuat manisan adalah momen kebersamaan yang erat dengan suasana hangat keluarga. Di dapur rumah, proses pembuatan manisan sering melibatkan lebih dari satu generasi, mulai dari nenek hingga cucu, yang saling berbagi ilmu dan kebahagiaan.
Manisan pepaya dan manisan buah pala adalah makanan yang kerap hadir di meja saat momen spesial, seperti hari lebaran, hajatan, atau acara kumpul keluarga. Rasa manis alami yang berpadu dengan kelezatan buah menyuguhkan kenangan indah akan masa lalu, di mana resep-resep ini diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kesehatan dan Kenikmatan dalam Satu Sajian
Manisan pepaya menjadi cemilan yang enak disantap saat menonton televisi atau bersantai bersama keluarga, buah pepaya dikenal kaya akan enzim papain yang membantu melancarkan pencernaan. Disamping manisan pepaya, manisan pala dipercaya memiliki manfaat dalam mengatasi gangguan tidur.
Berbeda dengan pepaya yang memiliki rasa manis alami, buah pala menawarkan rasa yang sedikit tajam dan khas. Di balik rasa uniknya, buah pala memiliki kandungan minyak atsiri yang berguna untuk kesehatan, seperti membantu meredakan perut kembung dan meningkatkan kualitas tidur.
Di berbagai daerah di Indonesia, manisan buah pala sering dianggap sebagai sajian yang eksklusif dan berkelas. Buah pala yang dihasilkan dari pohon pala yang tumbuh subur di beberapa daerah seperti termasuk daerah kami, menjadi bukti kekayaan alam Nusantara yang tak ternilai.
Menghidupkan Kembali Nilai Tradisi
Pada era modern ini, di tengah maraknya makanan cepat saji dan olahan pabrik, manisan tradisional seperti pepaya dan pala menjadi pengingat penting akan pentingnya kembali ke alam. Membuat makanan sendiri dengan bahan-bahan alami adalah bentuk penghormatan terhadap alam dan tradisi yang telah ada jauh sebelum teknologi mengubah gaya hidup kita.
Lebih dari sekadar cemilan, manisan buah-buahan ini adalah bagian dari identitas kita. Setiap gigitan membawa kita kembali pada masa lalu, mengingatkan akan kehangatan rumah dan kasih sayang keluarga yang tanpa batas. Oleh karena itu, menjaga dan melestarikan tradisi membuat manisan adalah salah satu cara kita untuk menghargai dan mengenang kearifan nenek moyang kita.
Sebagai generasi penerus, kita dapat terus melestarikan resep ini dan memperkenalkannya kepada anak-anak kita, agar tradisi ini tetap hidup dan dinikmati oleh generasi yang akan datang. Dengan bahan-bahan alami dan resep yang sederhana, kita bisa menikmati rasa autentik yang telah bertahan melewati waktu, menjadi bagian dari warisan kuliner bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H