Di bawah tekanan, mereka memilih jalan yang terlihat mudah lari dari masalah, meskipun jalan tersebut jauh lebih berbahaya.
Refleksi dari Insiden Kali Bekasi
Praduga kematian tujuh pemuda ini tampaknya merupakan akibat dari rasa takut yang luar biasa, sehingga mereka memilih melompat ke kali ketimbang menghadapi polisi.
Tidak ada bedanya dengan seseorang yang mencoba menghindari razia polisi dengan menerobos barikade dan masuk ke jalan tikus yang justru lebih berbahaya, penuh dengan risiko pembegalan atau kecelakaan.
Keputusan nekat ini menggarisbawahi sebuah ironi. Padahal, jika mereka menghadapi polisi dengan jujur, mungkin situasinya bisa diatasi dengan lebih bijak.Â
Sama seperti dalam pembinaan Sispala, menghadapi pembina atau senior dengan terbuka sering kali lebih aman dibandingkan memilih jalan pintas yang penuh risiko.Â
Namun, anak muda seringkali lebih takut terhadap otoritas daripada ancaman nyata yang ada di depan mata.
Rasa takut terhadap hukuman atau konsekuensi sering kali mendorong mereka ke tindakan yang lebih berbahaya, dan pada kasus ini, akibatnya sangat fatal.
Pentingnya Pembinaan dan Edukasi Risiko
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya peran pembinaan dalam membentuk karakter dan pola pikir anak muda.