4. Bau yang Menyengat: Beberapa jamur beracun memiliki bau yang tidak sedap atau menyengat, seperti bau amonia atau kimia lainnya.
5. Cincin pada Batang: Jamur beracun seperti Amanita sering memiliki cincin atau "skirt" di sekitar batangnya.
6. Volva atau Kantung di Dasar Batang: Beberapa jamur beracun memiliki volva, yang terlihat seperti kantung atau cawan di dasar batangnya.
7. Gills (Insang) Putih atau Berubah Warna: Gills dari jamur beracun sering kali berwarna putih atau pucat, dan kadang-kadang berubah warna saat terkena udara.
8. Tumbuh di Lokasi Tertentu: Beberapa jamur beracun lebih sering ditemukan di lingkungan tertentu, seperti di dekat kayu yang membusuk atau di hutan dengan banyak lumut.
9. Memiliki Spora: Jamur beracun biasanya memiliki spora berupa butiran halus pada permukaan, atau pada cincin yang mengelilingi batang di bawah daun yang berupa daun tunggalnya.
Namun, perlu diingat bahwa ciri-ciri di atas tidak selalu berlaku pada semua jamur beracun. Karena kemiripan yang sangat tinggi antara jamur beracun dan yang dapat dimakan, sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi jamur liar kecuali Pemirsa benar-benar yakin tentang identifikasinya atau telah mendapatkan konfirmasi dari ahli mikologi.
Adapun jenis jamur yang banyak dijual di pasaran sekarang ini adalah jamur buatan yang rasanya menurut saya berbeda rasanya dengan jamur liar. Dengan kata lain jamur liar lebih terasa nikmat dan memiliki tekstur yang lebih halus.
Jenis-Jenis Jamur Liar yang Biasa Dikonsumsi
Adapun jenis jamur liar yang yang biasa saya konsumsi adalah:
1. Jamur Kuping