Pendahuluan
Sebelumnya perlu Pemirsa ketahui bahwa saya bukan seorang chef, pengalaman saya di bidang kuliner tereksplorasi karena saya adalah seorang penjelajah hutan, perkebunan, persawahan dengan berbagai penemuan makanan alami yang didapat secara turun temurun.
Berbicara tentang masakan favorit yang di dalamnya menggunakan bawang putih sebagai tantangan menulis dari Kompasiana kali ini, versi saya adalah "Tumis Jamur Liar".
Jamur liar sebagai bahan pokoknya tidak bisa saya temukan di pasar bebas sekarang ini, kecuali Jamur Kuping itupun bentuknya sudah dikeringkan (diawetkan).
Membedakan Jamur Beracun atau Tidak
Hati-hati untuk memilih atau mengkonsumsi jamur liar, karena salah sedikit resikonya adalah keracunan dan apabila itu terjadi sangat fatal akibatnya.
Untuk membedakannya ada hal-hal mendasar yang bisa menjadi patokannya, tapi untuk yang pemula disarankan untuk didampingi ahli untuk memastikannya:
1. Warna Cerah atau Mencolok: Beberapa jamur beracun memiliki warna yang cerah seperti merah, oranye, atau kuning. Namun, ada juga jamur beracun yang berwarna netral.
2. Topi yang Mengkilap: Jamur beracun seperti Amanita sering memiliki topi yang mengkilap atau berminyak, terutama dalam kondisi lembab.
3. Tanda atau Bercak Putih: Jamur seperti Amanita muscaria memiliki bercak-bercak putih di atas topinya.
4. Bau yang Menyengat: Beberapa jamur beracun memiliki bau yang tidak sedap atau menyengat, seperti bau amonia atau kimia lainnya.
5. Cincin pada Batang: Jamur beracun seperti Amanita sering memiliki cincin atau "skirt" di sekitar batangnya.
6. Volva atau Kantung di Dasar Batang: Beberapa jamur beracun memiliki volva, yang terlihat seperti kantung atau cawan di dasar batangnya.
7. Gills (Insang) Putih atau Berubah Warna: Gills dari jamur beracun sering kali berwarna putih atau pucat, dan kadang-kadang berubah warna saat terkena udara.
8. Tumbuh di Lokasi Tertentu: Beberapa jamur beracun lebih sering ditemukan di lingkungan tertentu, seperti di dekat kayu yang membusuk atau di hutan dengan banyak lumut.
9. Memiliki Spora: Jamur beracun biasanya memiliki spora berupa butiran halus pada permukaan, atau pada cincin yang mengelilingi batang di bawah daun yang berupa daun tunggalnya.
Namun, perlu diingat bahwa ciri-ciri di atas tidak selalu berlaku pada semua jamur beracun. Karena kemiripan yang sangat tinggi antara jamur beracun dan yang dapat dimakan, sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi jamur liar kecuali Pemirsa benar-benar yakin tentang identifikasinya atau telah mendapatkan konfirmasi dari ahli mikologi.
Adapun jenis jamur yang banyak dijual di pasaran sekarang ini adalah jamur buatan yang rasanya menurut saya berbeda rasanya dengan jamur liar. Dengan kata lain jamur liar lebih terasa nikmat dan memiliki tekstur yang lebih halus.
Jenis-Jenis Jamur Liar yang Biasa Dikonsumsi
Adapun jenis jamur liar yang yang biasa saya konsumsi adalah:
1. Jamur Kuping
Jamur ini tumbuh pada kayu yang sudah melapuk, biasanya kami memburunya dengan memasuki hutan setelah hujan pertama turun setelah musim kemarau.
Tepatnya 3 hari setelah hujan pertama turun setelah kemarau, disana kita akan menemukan jamur kuping yang tumbuh subur pada batang kayu yang telah lapuk.
Catatan jangan terlalu lama memasuki hutan untuk mencarinya setelah hujan turun, karena di atas seminggu jamur-jamur kuping tersebut akan segera membusuk. Adapun jenisnya ada yang kecoklatan, kemerahan, dan coklat tua.
Sekali lagi Pemirsa perlu mengkorfirmasi dengan ahlinya sebelum memutuskan mengkonsumsinya.
2. Jamur Tanduk
Jamur ini biasa tumbuh berdiri sendiri jauh dari jamur lainnya yang biasanya berdekatan, bentuknya seperti payung dengan ukuran relatif besar dan akar yang sangat memanjang menusuk ke kedalaman tanah.
Permukaan daunnya seperti daun payung berwarna putih kecoklatan dan berlendir bila terkena air.
3. Jamur Sawah
Mengapa disebut Jamur Sawah karena mereka biasa tumbuh di pematang sawah atau semacamnya, bentuk lebih kecil dari Jamur Tanduk tapi biasanya Jamur Sawah tumbuh saling berdekatan.
Jadi bisa dipastikan apabila menemukan satu Jamur Sawah maka bisa dipastikan ada Jamur sawah lain di sekitarnya.Â
4. Jamur Bulan
Menemukan Jamur Bulan adalah sebuah keberuntungan karena bentuknya yang paling besar diantara jamur-jamur lainnya. karakteristiknya sama dengan Jamur Tanduk dan Jamur Sawah hanya ukuranya yang bisa beberapa kali lipat bahkan lebih besar lagi hampir sebesar sejengkal orang dewasa.
5 Jamur RampakÂ
Ini dia jenis jamur liar yang paling dicari, karena mereka tumbuh berkelompok dan selalu tumbuh pada musim dan tempat yang sama. Jumlahnya sangat banyak dan bergerombol.
Jamur Rampak biasanya tumbuh pada sarang rayap kayu yang sudah tertimbun lama. Jenis jamur ini setelah dipanen mereka akan tumbuh kembali pada musim dan tempat yang sama.
Masih banyak lagi spesies jamur lain yang aman untuk dikonsumsi tapi sekali lagi untuk yang belum mengenalnya dengan pasti jangan coba-coba untuk mengkonsumsinya karena akibatnya sangat fatal yaitu keracunan jamur beracun.
Cara Memasak Jamur ala Gushend
- Setelah kita memastikan jamur kita aman untuk dikonsumsi, maka jamur kita cuci dan potong-potong kecil. Lalu siapkan bumbu secukupnya seperti:
1. Garam dapur;
2. Minyak Kelapa (dahulu kami biasa membuatnya sendiri yang diberi nama minyak keletik);
3. Irisan Bawang Putih;
4. Irisan Bawang Merah;
5. Irisan cabe rawit secukupnya untuk yang suka rasa pedas;
- Selanjutnya panaskan minyak kelapa, masukan irisan bawah putih, cabe rawit, dan bawang merahnya dan oseng sebentar sampai mengeluarkan aroma wangi yang khas.
- Masukan irisan jamurnya, oseng-oseng, dan tambahkan sedikit air dan biarkan sampai mendidih jangan lupa garam atau lainnya sesuai selera masing-masing.
Jamur liar rasanya jauh lebih nikmat dari pada jamur yang biasa dijual di pasar saat ini, sekian semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H