Berdasarkan teori feminis Marxis tradisional, dasar dari penindasan perempuan tidak hanya terletak pada potensi individu, melainkan organisasi dan struktur politik serta ekonomi masyarakat.Â
Feminisme Marxis menganalisa cara-cara wanita dieksploitasi melalui kapitalisme dan kepemilikan individual. Feminisme ini muncul pada adegan saat pengurus pabrik memberikan upah kecil bahkan memotong upah buruh perempuan di pabrik tersebut durasi (12:02).Â
Pada adegan tersebut tergambarkan bagaimana sistem kerja kapitalis yang mengeksploitasi buruh perempuan karena merasa mereka adalah kelompok subordinat.Â
Social  Feminist
Menurut teori feminis sosialis, sifat manusia dan kesetaraan sosial berfluktuasi tergantung pada siapa yang mengontrol cara produksi. Dalam film, laki-laki menduduki peran kapitalis perusahaan, memiliki gaji yang jauh lebih tinggi daripada perempuan saat itu.Â
Hal inilah yang dapat digunakan untuk mengontrol perempuan sehingga muncul paradigma bahwa perempuan harus berkepemilikan. Hal ini digambarkan dalam adegan ketika petugas laki-laki di dalam pabrik mengontrol bagaimana perempuan bertindak atas keinginan mereka karena baginya begitulah seharusnya dunia bekerja.
Meskipun begitu banyak pesan dan isu feminisme yang diangkat dalam film Enola Holmes 2 (2022), film ini tetap bisa dinikmati karena susunan plot yang sangat rapi dan juga banyak plot twist yang akan mengajak penonton menebak pelaku, motif, dan penyelesaian konflik.Â
Setiap adegan dapat menjadi detail petunjuk yang jika disatukan dengan benar seperti puzzle akan menjadi benang merah dalam setiap kasus yang dikerjakan oleh kakak beradik Enola Holmes dan Sherlock Holmes, serta nilai perjuangan aktivis Sarah Chapman untuk kesetaraan perempuan menjadi plot point dalam film ini.
"It only takes one match to start a fire."-Sarah Chapman