Mohon tunggu...
Agus Arta Diva Anggara
Agus Arta Diva Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

"write what should not be forgotten"

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Enola Holmes 2", Perjuangan Feminis Sarah Chapman Menginspirasi Plot Cerita

11 November 2022   20:17 Diperbarui: 11 November 2022   20:23 2697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Feminise dalam Film Enola Holmes 2

Mengangkat perjuangan Sarah Chapman membuat isu sosial mengenai feminisme dan perjuangan wanita untuk mencapai kesetaraan menjadi nilai moral yang lebih kuat jika dibandingkan dengan  film pertamanya.

Feminisme, menurut teori adalah filosofi yang mendukung kesetaraan gender dengan menekankan pentingnya perempuan dan menghilangkan stereotip gender yang menggambarkan laki-laki sebagai superior dan perempuan sebagai subordinat (Gray, Mel & Boddy, Jennifer 368).

Jika pada film pertamanya banyak menggambarkan bagaimana potret perempuan didikte pada abad ke-19 di Inggris mulai dari penampilan, cara berpakaian, kebiasaan makan, sekolah, pesan-pesan femis disampaikan dengan cara yang menarik berbeda dengan film kedua yang sedikit lebih serius dan cukup intens. 

Setidaknya terdapat enam jenis feminisme untuk membahas isu sosial dan kesetaraan gender (Aulia,2022). Enam jenis feminisme tersebut meliputi Liberal Feminism, Traditional Marxist Feminism, Radical Feminism, Socialist Femnisim, Postmodern Feminism, Critical Race Feminism. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita lihat potret femnisime dalam film Enola Holmes 2 (2022).

 

Liberal Feminism

Feminisme liberal melihat bagaimana pembagian peran gender yang diterima oleh perempuan, mulai dari penampilan, gaya berbicara, pekerjaan, dan lain sebagainya. Feminisme liberal merupakan ideologi yang menginginkan terbebasnya perempuan dari peran gender yang opresif. Hal ini digambarkan pada bagian awal film Enola Holmes 2 (2022) tepatnya pada durasi (02:09).

Adegan dalam Film. Source: Dokpri/tangkapan layar
Adegan dalam Film. Source: Dokpri/tangkapan layar
Adegan tersebut menceritakan awal karir Enola membuka agensi detektif, setelah berhasil memecahkan kasus besar di film pertamanya. Namun Enola justru diremehkan karena dirinya adalah seorang perempuan, serta banyak dari mereka hanya mengakui hasil kerja Sherlock Holmes kakak laki-laki Enola saat kasus pertama berhasil dituntaskan, meskipun Enola berperan cukup signifikan dalam kasus pertamanya. 

Adegan ini menggambarkan dengan jelas feminisme liberal bahwa dalam masyarakat patriarki, pekerjaan yang cocok untuk perempuan diasosiasikan pada sifat feminim seperti perawat, sekretaris, guru, bukan menjadi seorang detektif yang dinilai terlalu maskulin.  

Traditional Marxist  Feminist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun